Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Jajaran direksi dan komisaris PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ramai-ramai membeli saham BBCA. Ada 11 orang direksi dan komisaris BBCA yang menambah kepemilikan saham.
Misalnya saja, Direktur Utama BBCA, Jahja Setiaatmadja yang membeli 234.341 lembar saham BBCA pada kisaran harga Rp 10.800-Rp 10.950 per saham. Artinya, Jahja merogoh kocek Rp 2,5 miliar. Saat ini, kepemilikan saham Jahja di BBCA 9,53 juta saham.
Selain itu, ada 10 direksi dan komisaris BBCA lain yang melakukan transaksi pembelian saham. Transaksi pembelian ini dilakukan pada saat yang sama, yakni 29 Mei 2013. Saat itu, harga BBCA memang di Rp 10.800. Hitungan KONTAN, total pembelian saham manajemen BBCA sebanyak 1,356 juta saham. Artinya, manajemen BBCA merogoh kocek Rp 14,64 miliar.
David Sutyanto, analis First Asia Capital mengatakan, sebenarnya dalam jangka pendek ini, saham BBCA sangat rawan koreksi. Pasalnya, saham-saham perbankan, termasuk BBCA dihadapkan pada ancaman inflasi dan kenaikan suku bunga acuan (BI rate). Namun, menurut David, wajar saja jika para direksi BBCA mengoleksi saham ini, karena tujuan mereka adalah untuk investasi jangka panjang. "Kalau dilihat jangka panjang, tentu saham ini masih sangat menarik. Investasi yang sangat tepat," jelas dia.
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities mengatakan, masuknya manajemen BBCA menjadi katalis positif untuk prospek saham ini di tengah pelemahan harga. Ini menandakan manajemen percaya akan prospek BBCA dalam jangka panjang. Hal itu membuat efek psikologis positif bagi investor. Jika investasi ini menjadi indikasi sebagai momentum beli BBCA.
Secara teknikal, Reza melihat, BBCA sudah oversold sehingga ini saat tepat untuk beli. "Koreksi ini karena terdorong net sell investor asing sementara," ungkap dia. Jumat (7/6), harga BBCA turun 4,48% di Rp 9.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News