Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) optimistis, perekonomian Indonesia di tahun ini terus membaik.
Alvin Pattisahusiwa, Direktur Investasi MAMI mengatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dalam negeri tahun ini masih dalam proses pemulihan dari tahun-tahun sebelumnya.
Misalnya saja, da menjelaskan, pada 2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 4,8% paling rendah dari beberapa tahun sebelumnya. Namun, memasuki 2016 lalu pertumbuhan ekonomi terus mengalami peningkatan menjadi 5%.
"Tahun ini memang ekonomi Indonesia masih belum ekspansif dalam artian masih proses recovery namun dalam arah perbaikan," jelas dia kepada KONTAN saat ditemui di kantornya, Selasa (11/4).
MAMI memproyeksikan dalam jangka panjang pada 2020 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan tembus di angka 10.000 dengan catatan pertumbuhan perekonomian negara ini mencapai 6%.
Sementara, hingga penghujung 2017 nanti manajer investasi tersebut memprediksikan angka pertumbuhan ekonomi tercatat di kisaran 5%-5,1%, dan inflasi diprediksi di bawah 4% dan suku bunga Bank Indonesia (BI) di kisaran 4,75%-5%.
Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal bisa tembus ke kisaran 6.000 - 6.200.
"Pertumbuhan pendapatan emiten juga tahun ini diprediksi terus membaik tumbuh 15% terutama dari sektor perbankan," tambah Alvin.
Selain perbankan, sektor saham lainnya seperti otomotif diperkirakan penjualannya akan tumbuh 5%-10%, kemudian menyusul sektor properti.
Pasar saham dalam negeri masih mencatatkan kinerja positif. Misalnya saja, sepanjang kuartal I-2017 membukukan return di kisaran 5,12%.
Memang tak dipungkiri sentimen global seperti kebijakan Donald Trump pasca dilantik yang belum menunjukkan titik terang hingga kini nantinya akan sedikit mengguncang pasar Indonesia baik saham maupun obligasi. Belum lagi ditambah The Fed bakal mengerek suku bunga dua kali lagi hingga akhir tahun.
Namun fundamental dalam negeri yang stabil diprediksi akan cukup kokoh terhadap guncangan sentimen global tersebut.
Selain itu Presiden Direktur MAMI Legowo Kusumonegoro menilai industri reksadana di tahun ini juga diperkirakan masih cukup positif.
Jika melihat tahun lalu saja misalnya industri reksadana mengalami kenaikan under asset management atawa AUM meningkat 25% Kemudian dari sisi unit penyertannya pun tumbuh 31%.
"Secara umum memang minat investor terhadap reksadana semakin tinggi," katanya.
Sehingga, MAMI memproyeksikan reksadana saham masih menjadi rekomendasi untuk investor yang ingin membenamkan dananya dalam jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News