Reporter: Issa Almawadi |
JAKARTA. Manager Investasi rupanya optimis bahwa tren minat investor terhadap produk reksadana diprediksi terus bertumbuh di tahun ini. Manulife Aset Manajemen, misalnya, percaya bahwa minat investor khususnya terhadap reksadana berbasis saham bertumbuh.
Director of Business Development Manulife Aset Manajemen Indonesia, Putut E. Andanwarih, melihat animo masyarakat terhadap produk reksadana saham semakin besar. Bahkan dia berani bilang, banyak investor baru yang mulai menjajaki reksadana ini.
"Hal itu dikarenakan adanya pergeseran aset ke risiko yang lebih tinggi," tutur Putut.
Putut juga menjelaskan, pada intinya, berinvestasi dalam produk reksadana itu merupakan pembelajaran. Pemanisnya adalah tingkat imbal hasil (return) yang ditawarkan reksadana cukup besar. Ini juga menjadi tantangan bagi fund manager untuk menghasilkan return yang menyamai bahkan melampaui acuannya.
Data PT Infovesta Utama menunjukkan rata-rata return reksadana saham year-to-date hingga Oktober tahun lalu mencapai 7,37%. Namun, return ini jauh di bawah kenaikan acuannya, yaitu IHSG, yang menanjak 12,94% sepanjang tahun 2012.
Tapi dibandingkan beberapa produk keuangan lainnya, return reksadana saham tergolong lebih baik. Misalnya, unitlink yang sampai September hanya memberi 2,5% - 11,5% dengan rata-rata 7%. Sedangkan produk unitlink lokal memberi return di bawah 5% dan deposito hanya 5,5%.
Pada periode itu, total investor reksadana baru 161.000 orang dan rata-rata tumbuh 5% per tahun, jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan nasabah perbankan yang mencapai 35%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News