Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah arus seni kontemporer yang lekat dengan pergerakan zaman saat ini, sejumlah pemerhati dan pelaku industri seni masih melihat minat yang besar pada lukisan oleh pujangga besar Indonesia.
Kurator sekaligus pemilik Sidharta Auctioneer, Amir Sidharta menjelaskan, seni kontemporer memang menarik karena memiliki unsur humanis dan komentar sosial. Namun tetap persaingannya ketat bila dibandingkan dengan para pujangga besar.
"Yang sekarang diminati adalah yang memiliki makna penting pada sejarah kita, seperti Affandi, Raden Saleh dan Sudjojono adalah beberapa nama yang paling dilihat," kata Amir saat dihubungi KONTAN, hari ini.
Namun, ia melihat minat beli lukisan di Indonesia masih cenderung datar. Terakhir lukisan Indonesia pernah menggetarkan dunia saat lelang Sotheby's Hong Kong tahun 2014. Saat itu, lukisan pelukis S. Sudjojono berhasil mencetak rekor penjualan tertinggi di Asia Tenggara.
Reuters melaporkan, hasil lelang lukisan maestro Indonesia yakni S. Sudjojono yang dijual di lelang internasional senilai US$ 7,53 miliar atau setara Rp 80 miliar dan menjadi rekor penjualan tertinggi di Asia Tenggara.
Lukisan berjudul Pasukan Kita yang Dipimpin Pangeran Diponegoro (Our Soldiers Led Under Prince Diponegoro), berhasil terjual dengan harga tiga kali lipat dari estimasi Balai Lelang Sotheby’s di Hong Kong, 6 April lalu.
Asal tahu saja, rumah lelang Sidharta Auctioneer akan mengadakan dua agenda lelang pada bulan Desember. Sejumlah lukisan para maestro modernis seni Indonesia akan dilelang pada tanggal 10 Desember. Sejumlah nama yang akan adalah Affandi, Srihadi Soedarsono dan Arie Smit.
Sedangkan lelang pertama pada 3 Desember, Sidharta Auctioneer akan menggelar Artfordable untuk karya seni dengan harga yang terjangkau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News