kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Lukas Setiaatmadja: Stock split tambah likuiditas


Kamis, 14 Maret 2013 / 15:27 WIB
Lukas Setiaatmadja: Stock split tambah likuiditas
ILUSTRASI. Bagaimana prospek saham emiten pakan ternak di akhir tahun? Simak penjelasan analis


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Pemecahan nilai saham atau stock split sejatinya memiliki dua tujuan utama. Yakni mengembalikan harga ke "trading range" dan meningkatkan likuiditas saham di pasar.

Contohnya, saat stock split PT Astra International Tbk (ASII). Harga ASII saat itu sudah di luar trading range yaitu di Rp 70.000. Akibatnya, tidak banyak investor yang bisa membeli 1 lot ASII. Nah, dengan stock split, harga saham bisa terjangkau bagi investor ritel. Dengan begitu, secara otomatis, likuiditas setelah stock split meningkat.

Selain nilai saham, tidak ada yang berubah pasca stock split. Tapi, riset menunjukkan, investor sering mempersepsikan stock split sebagai sinyal bahwa prospek perusahaan bagus, sehingga harga saham terus menanjak. Dus, setelah stock split, biasanya investor lebih tertarik mengoleksi saham.

Tapi, stock split pun memiliki efek samping jika overlikuiditas. Sebab, harga saham lebih fluktuatif. Atau kalau kinerja tak sesuai harapan, investor bisa kecewa dan harga saham turun.

Secara teoritis, stock split tidak bisa menaikkan harga saham. Tapi, adanya kenaikan minat dari investor bisa memberi harapan kenaikan harga. Apalagi, fundamental perusahaan bagus dan prospektif.

Pendapat saya, emiten-emiten yang harga sahamnya sudah di atas trading range harus melakukan stock split. Jangan lupa, emiten itu juga harus punya prospek yang bagus. Artinya, memiliki potensi kenaikan harga cukup besar.

Karena itu, investor harus tetap memperhatikan fundamental perusahaan. Karena stock split cuma membuat saham lebih likuid. Dan bukan jaminan, stock split lebih aktif diperdagangkan. Jika, kepemilikan publik kecil, stock split tidak mengubah likuiditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×