kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

LPCK mengandalkan residensial dan komersial


Kamis, 11 Februari 2016 / 07:45 WIB
LPCK mengandalkan residensial dan komersial


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meski industri properti menghadapi banyak tantangan, masih ada emiten yang mampu bertahan. Salah satunya adalah PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK).

Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menyebutkan, performa LPCK dalam tren menanjak selama lima tahun terakhir. Sekalipun industri properti menghadapi tekanan pada tahun 2015, emiten ini mampu menghadapinya.

Indikasinya, hingga kuartal III-2015, pendapatan LPCK tercatat Rp 1,47 triliun. Angka ini setara 78,5% dari proyeksi pendapatan tahun lalu, yang mencapai Rp 1,83 triliun. Lalu, laba bersih Rp 730 miliar, atau sudah 86,5% dari prediksi laba tahun 2015 yang sebesar Rp 970 miliar.

"Melihat tren seperti itu, kami optimistis, LPCK mampu memenuhi 100% prediksi kinerjanya," ujar Kiswoyo, Rabu (10/2).

Ia menduga, tren positif bisa berlanjut tahun ini. Alasannya, meski melambat, ekonomi domestik masih tumbuh dan akan mendorong permintaan lahan industri. Itu sebabnya Kiswoyo memprediksi, LPCK meraih pendapatan Rp 2,18 triliun tahun ini.

Sementara proyeksi laba bersih Rp 1,15 triliun. Analis Bahana Securities Sanni Satrio Dwi Utomo bilang, tahun ini, LPCK masih akan fokus menggenjot bisnis residensial dan komersial ketimbang industrial.

Maklum, strategi tersebut mampu menjaga performa perusahaan pada tahun lalu. Realisasi pra penjualan alias marketing sales pada kuartal III-2015 naik 36% dari periode sama tahun sebelumnya. Kontribusi terbesar dari proyek residensial dan komersial terbaru, yaitu megaproyek Orange County di Cikarang.

Proyek mixed used yang akan dikembangkan di lahan seluas 322 hektare (ha) ini meluncur sejak pertengahan 2015. Ada lima kondominium yang telah dipasarkan. Respons pasar cukup bagus.

Sehingga, manajemen berani mengerek target marketing sales Orange County menjadi Rp 1,5 triliun, naik 50% dibandingkan target sebelumnya. Kondisi ini pula yang membuat realisasi marketing sales LPCK di kuartal III 2015 naik 36% menjadi Rp 2 triliun.

Dus, target total marketing sales Rp 3 triliun sepanjang 2015 sepertinya bisa terealisasi. "Dengan solidnya penjualan Orange County, LPCK berpeluang meraih kenaikan pendapatan 19% jadi Rp 2,18 triliun pada tahun ini," tulis Sanni, dalam riset 16 Desember lalu.

Laba bersih diprediksi naik 18,7% menjadi Rp 1,15 triliun. Per kuartal III-2015, penjualan residensial sudah berkontribusi 37,95% pendapatan perusahaan, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu hanya 26,82%.

Sedangkan, kontribusi lahan industri pada periode yang sama menyusut menjadi 32,04% dari sebelumnya 60,98%. Sejalan dengan fundamental yang masih kuat, valuasi saham LPCK terbilang menarik. Menurut Kiswoyo, sejak lima tahun terakhir, kenaikan IHSG hanya 23%. Sedangkan, kenaikan saham LPCK mencapai 1.656%.

"Mengakumulasi LPCK ketika IHSG kembali di tren naik merupakan langkah tepat," saran Kiswoyo.

Tapi, analis Mandiri Sekuritas Liliana S. Bambang punya proyeksi berbeda. Menurutnya, laba LPCK tahun ini hanya Rp 778 miliar, turun 9% dari estimasi laba tahun lalu. Dengan penurunan tersebut, laba bersih per saham alias earning per share (EPS) diprediksi turun 10%.

Sementara, price earning ratio (PER) diperkirakan naik jadi 5,4 kali dari sebelumnya 4,9 kali. Kendati demikian, Liliana tetap mempertahankan rekomendasi buy dengan target Rp 13.500 per saham. Kiswoyo dan Sanni juga merekomendasikan buy dengan target masing-masing Rp 10.800 dan Rp 8.300 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×