Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kontrak harga minyak dunia melonjak ke level tertinggi dalam dua tahun. Ketegangan politik di Libya yang kian meningkat membuat investor cemas suplai minyak dari Timur Tengah dan Afrika Utara bakal terhambat.
Namun rupanya, lonjakan harga minyak tidak mampu mendongkrak harga saham berbasis komoditas seperti saham batubara dan minyak. Pada pukul 10.55, sektor mining mengalami tekanan cukup besar diantara sektor-sektor lainnya dengan penurunan 1,57%.
Pada pukul 11.00, saham-saham di sektor pertambangan yang tergerus hari ini di antaranya: PT Adaro Energy (ADRO) turun sebesar 3,03% menjadi Rp 2.400, PT Benakat Petroleum Energy (BIPI) turun 2,27% menjadi Rp 86, PT Aneka Tambang (ANTM) turun 2,25% menjadi Rp 2.175, dan Borneo Lumbung Energi (BORN) turun 1,27% menjadi Rp 1.560.
Menurut Nico Omer, Vice President Valbury Asia Futures, kenaikan harga minyak dunia memang berpotensi untuk mendongkrak harga saham berbasis komoditas. "Namun di sisi lain, ada kecemasan yang berhubungan dengan tingkat inflasi," jelasnya.
Itu sebabnya investor memilih untuk menunggu dan melihat perkembangan politik di Timur Tengah dan Amerika Utara. "Investor sangat tidak suka ketidakpastian. Mereka memilih menunggu saja hingga kondisi stabil," pungkasnya.
Catatan saja, kontrak harga minyak untuk pengantaran April menjadi US$ 98,48 per barel pagi tadi. Pada pukul 11.37 waktu Singapura, kontrak yang sama berada di posisi US$ 96,50 sebarel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News