Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono Triatmodjo
Bagi investor pasar modal seperti saya yang berpegang pada valuasi fundamental, tekanan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seperti sekarang ini bukan menjadi persoalan besar. Sebab, setiap saat, saya akan terus membeli saham-saham berfundamental bagus dengan harga yang masih murah.
Kalau ditanya apakah saat ini adalah saat yang tepat untuk melakukan pembelian secara agresif? Saya hanya bisa bilang, setiap saat, saya terus akan membeli, tidak peduli indeks sedang turun atau naik. Namun, dengan penurunan indeks, gain yang bisa saya peroleh tentu saja semakin besar.
Saya tidak tahu sampai level mana IHSG akan terus tertekan, serta kapan dan dimana posisi indeks selanjutnya. Semua itu misteriĀ dan tidak ada yang bisa memprediksinya.
Saya pun tidak bisa memprediksi indeks. Yang saya bisa lakukan hanya menilai apakah sebuah saham bagus atau tidak. Namun itu pun belum cukup, karena kita harus tahu betul, apakah sang pengelola perusahaan tersebut jujur dan profesional atau tidak.
Itu sebabnya, tidak ada alasan bagi investor pasar modal panik ketika indeks jeblok, karena mereka seharusnya tahu valuasi riil portofolionya. Sungguh sial jika si investor tidak tahu valuasi saham yang dia pegang. Ibarat membeli kucing dalam karung, dia justru ikut-ikutan cut loss saat indeks sedang anjlok karena takut investasinya terpuruk.
Saat ini, saya tertarik saham-saham di sektor yang tengah dijauhi pasar, seperti misalnya, pertambangan batubara dan perkebunan. Secara historis, kinerja mereka bagus. Dan karena saat ini harganya sangat murah, keuntungan yang akan kita peroleh ketika kondisi ekonomi global pulih dan berbalik arah, akan menjadi sangat luar biasa.
Pesan saya, penurunan harga adalah kesempatan emas. Investor bisa mendapatkan saham yang bagus dan murah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News