kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,85   -2,65   -0.29%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lesu, bursa saham sepi penghuni baru


Rabu, 02 September 2015 / 11:07 WIB
Lesu, bursa saham sepi penghuni baru


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Hingga akhir tahun ini, prospek pasar saham domestik tampaknya masih gelap. Minat korporasi mencatatkan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) begitu minim. Hal ini diakui oleh otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Target 32 emiten sepertinya tak tercapai. Kami mencoba realistis mungkin minimal sama seperti tahun lalu, kurang lebih 24 emiten," terang Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat, kepada KONTAN, Selasa (1/9).

Samsul menyadari, pencapaian target IPO di tahun ini cenderung sulit. Apalagi melihat perlambatan ekonomi serta tingginya fluktuasi pasar. Dia menilai, kondisi saat ini tidak kondusif bagi perusahaan untuk menawarkan sahamnya ke pasar modal.

Sampai dengan akhir Agustus tahun ini, terdapat 12 emiten yang telah listing di BEI. Sebanyak 10 emiten merupakan penawaran saham perdana dan dua emiten lainnya adalah relisting alias mencatatkan kembali sahamnya di BEI.

Samsul mengemukakan, PT Victoria Insurance dan PT Internux tetap akan masuk bursa saham tahun ini. Saat ini rencana IPO tersebut masih diproses di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, PT Vallianz Offshore Maritim dan relisting PT Media Komunikasi Nusantara Korporindo juga masih diproses OJK.

Sebelumnya, PT Gelombang Seismic menunda IPO lantaran tak memperoleh restu OJK. PT Ciputra Residence juga berencana menggelar IPO pada semester kedua ini. Ciputra Residence akan menawarkan sebanyak 20% sahamnya dengan target perolehan dana mencapai Rp 1 triliun.

Samsul menambahkan, ada dua nama baru dalam pipeline IPO. Kino Corporation atau PT Duta Lestari Sentratama berencana menawarkan 16% sahamnya ke publik. Melalui aksi IPO tersebut, Kino dikabarkan mengincar perolehan dana senilai US$ 150 juta. Kemudian PT Radio Mahaka Integra yang menggarap radio Gen FM dan Jak FM berencana menjual 30% saham ke pasar.

Semakin menyusut

Ada pula perusahaan sektor properti yang berniat melangsungkan mini expose, pada Kamis, (3/9) nanti. Namun Samsul masih merahasiakan nama calon emiten tersebut. Dengan ini, berarti terdapat delapan calon emiten lagi yang tengah memproses IPO di pasar modal Indonesia. Apabila seluruhnya berjalan lancar, maka hanya akan ada 20 emiten baru di sepanjang 2015.

Jumlah emiten ini semakin menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun lalu, realisasi IPO adalah 24 emiten dari target 25 emiten. Target tersebut menurun dari proyeksi awal sebanyak 30 emiten. Sementara di tahun 2013, jumlah IPO di BEI mencapai 31 emiten atau melampaui target sebanyak 30 emiten.

Analis LBP Enterprise Lucky Bayu mengungkapkan bahwa calon emiten pasti melihat faktor fundamental ekonomi sebelum masuk ke pasar modal. Beberapa hal yang selalu diperhatikan antara lain suku bunga, inflasi, daya beli, nilai pertumbuhan ekonomi, serta harmonisasi pemerintah dan regulasi.

Menurut Lucky, pemerintah saat ini kurang pro terhadap pasar karena hampir tidak ada kebijakan yang mampu mendongkrak pasar modal. "Mereka (investor) akan memperhatikan sejauh mana apresiasi regulator untuk menciptakan iklim yang pro pasar," ujar dia.

Meski tahun ini lesu, Lucky memandang positif prospek IPO pada tahun depan. Dia menilai, bergulirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dapat mendorong perusahaan untuk mencatatkan sahamnya di bursa saham. Sebab, perhelatan IPO dapat meningkatkan nilai fundamental perusahaan agar mampu bersaing di pasar bebas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×