kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Lelang SUN Perdana Tahun 2024 Didukung Prospek Perekonomian yang Lebih Baik


Kamis, 04 Januari 2024 / 16:40 WIB
Lelang SUN Perdana Tahun 2024 Didukung Prospek Perekonomian yang Lebih Baik
ILUSTRASI. Total penawaran masuk pada lelang surat utang negara (SUN) tanggal 3 Januari 2024 mencapai Rp 39,8 triliun.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Lelang Surat Utang Negara (SUN) perdana tahun 2024 berjalan semarak. Pasar surat utang tanah air dilirik menyusul prospek perekonomian yang lebih baik.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, total penawaran masuk pada lelang SUN tanggal 3 Januari 2024 mencapai Rp 39,8 triliun. Sementara, nominal yang dimenangkan pada lelang SUN pertama tahun ini sebesar Rp 21,75 triiliun.

Pada lelang SUN perdana tahun 2024, pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 25 triliun – Rp 37,5 triliun. Dalam lelang kali ini, terdapat tujuh (7) seri SUN yang ditawarkan yaitu SPN03240404 (new issuance), SPN12250103 (new issuance), FR0101 (reopening), FR0100 (reopening), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening), serta FR0102 (new issuance).

SVP, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi Riawan mengatakan, nominal penawaran masuk lelang SUN perdana tahun ini terpantau melebihi target maksimal yang dipatok pemerintah. Di mana, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran lelang SUN.

Reza menjelaskan, lelang SUN mendapatkan dukungan dari kondisi pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang relatif stabil dan kondusif. Hal itu sejalan dengan rendahnya inflasi, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), serta perbaikan rating utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Moody's.

Baca Juga: Minat Investor Tinggi, Penawaran Masuk Lelang SUN Perdana 2024 Capai Rp 39,8 Triliun

Permintaan yang tinggi dalam lelang SUN berasal dari investor domestik terutama bank dan lembaga keuangan non-bank. Menurut Reza, investor mencari instrumen investasi yang aman dan menguntungkan di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi COVID-19.

Pasar SUN juga menarik berkat kebijakan pemerintah yang proaktif dan responsif dalam mengelola pembiayaan APBN, termasuk dengan melakukan lelang SUN jumbo, mengoptimalkan penerbitan SUN ritel, dan melakukan buyback SUN di pasar sekunder.

Alhasil, mulai terjadinya peningkatan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Ini dibuktikan dari meningkatnya aliran modal masuk (capital inflow) ke pasar SBN di akhir tahun 2023.

Sementara itu, Reza menilai, pemerintah memenangkan nominal lelang sebesar Rp 21,75 triliun yang merupakan dibawah target indikatif sebesar Rp 25 triliun karena sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan pembiayaan dan stabilitas pasar SBN. Selain itu, langkah tersebut untuk mengantisipasi kebutuhan pembiayaan di periode berikutnya.

Reza memandang bahwa aktivitas lelang SUN di tahun 2024 bakal tetap semarak diikuti investor. Pasar surat utang tanah air didukung oleh prospek perekonomian Indonesia yang lebih baik dengan potensi penurunan suku bunga acuan. Hal itu seiring dengan ekspektasi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga secara agresif di tahun 2024.

“Perekonomian Indonesia yang lebih baik akan meningkatkan daya tarik pasar SBN sebagai sumber pendapatan tetap yang menawarkan yield yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain,” jelas Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1).

Reza turut melihat adanya peningkatan kualitas fiskal pemerintah dapat menarik lebih banyak investor SBN. Ini ditunjukkan oleh potensi penurunan defisit APBN dari 5,7% pada tahun 2023 menjadi 4,85% pada tahun 2024, serta peningkatan rasio pajak terhadap PDB dari 8,9% menjadi 9,5%. Sehingga, kondisi tersebut akan menurunkan risiko fiskal dan meningkatkan keberlanjutan utang pemerintah.

Baca Juga: Sepanjang 2023, Pemerintah Tarik Utang Rp 407 Triliun

Selain itu, basis investor SBN berpotensi lebih luas dan likuiditas pasar kian meningkat. Hal tersebut sejalan dengan upaya diversifikasi produk yang dilakukan melalui penerbitan SUN dengan tenor yang lebih panjang, penerbitan SUN ritel dengan berbagai fitur dan insentif, serta penerbitan SUN syariah dan hijau yang sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan.

“Lelang SUN masih akan diminati di tahun 2024 di tengah tren penurunan bunga acuan, karena yield SUN masih lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya, seperti deposito, reksa dana, atau obligasi korporasi,” imbuh Reza.

Reza memperkirakan yield SUN tenor 10 tahun sebagai acuan dapat berada di kisaran 6% atau sedikit lebih tinggi. Proyeksi tersebut tergantung pada kondisi makroekonomi dan sentimen pasar seperti kebijakan moneter Bank Indonesia, kebijakan fiskal pemerintah, dan juga perkembangan ekonomi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mudah Menagih Hutang Penyusunan Perjanjian & Pengikatan Jaminan Kredit serta Implikasi Positifnya terhadap Penanganan Kredit / Piutang Macet

[X]
×