kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.521.000   11.000   0,73%
  • USD/IDR 15.656   -53,00   -0,34%
  • IDX 7.788   -1,42   -0,02%
  • KOMPAS100 1.207   0,14   0,01%
  • LQ45 955   0,37   0,04%
  • ISSI 235   -0,75   -0,32%
  • IDX30 493   0,55   0,11%
  • IDXHIDIV20 587   -1,48   -0,25%
  • IDX80 137   -0,05   -0,03%
  • IDXV30 143   -0,04   -0,03%
  • IDXQ30 163   -0,09   -0,06%

Lelang SUN masih banjir peminat


Rabu, 22 September 2010 / 11:15 WIB


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Peminat lelang Surat Utang Negara (SUN) masih membludak. Buktinya, penawaran yang masuk pada lelang SUN, kemarin (21/9), mencapai Rp 15,05 triliun. Jumlah ini lima kali lipat dari target indikatif pemerintah, yang cuma sebesar Rp 3 triliun.

Namun, pemerintah hanya menerima sekitar Rp 2,8 triliun. Bahkan, pemerintah menolak tawaran investor senilai Rp 2,82 triliun untuk Surat Perbendaharaan Negara atau SPN20110922.

Analis Obligasi Mandiri Sekuritas Handy Yuniarto menilai, pemerintah kurang tertarik dengan imbal hasil atau yield yang disodorkan para investor. Maklum, banyak investor meminta yield yang cukup tinggi. "Pemerintah juga menjaga agar pembayarannya nanti tidak terlalu berisiko," ujarnya.

Handy bilang, pemerintah sedang berusaha mengurangi penerbitan SPN dan lebih fokus pada penerbitan SUN tenor panjang.

Upaya menciptakan acuan baru

Pada lelang kemarin, permintaan terbesar masuk untuk SUN bertenor panjang. Misalnya, FR0054 yang bertenor 21 tahun mampu menyerap penawaran sebanyak
Rp 4,47 triliun. Sedangkan, penawaran terhadap FR0056, yang bertenor 16 tahun, mencapai Rp 4,55 triliun.

Handy melihat, pemerintah kini memiliki daya tawar yang lebih kuat untuk mendapatkan imbal hasil SUN rendah. Hasil lelang SUN kemarin menunjukkan, pemerintah memenangkan yield yang mendekati penawaran yield terendah.

Analis Obligasi NC Securities I Made Adi Saputra melihat, lelang kemarin adalah upaya pemerintah membuat acuan baru. Jadi, pada penerbitan SUN berikutnya, pemerintah bisa membayar bunga lebih rendah. Ujungnya, beban finansial pemerintah lebih enteng. Misalnya, pada penerbitan FR0055, pemerintah hanya membayar kupon 7,375%. Padahal, kupon FR0030, yang memiliki tenor sama, mencapai 10,75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×