Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Peminat lelang Surat Utang Negara (SUN) masih membludak. Buktinya, penawaran yang masuk pada lelang SUN, kemarin (21/9), mencapai Rp 15,05 triliun. Jumlah ini lima kali lipat dari target indikatif pemerintah, yang cuma sebesar Rp 3 triliun.
Namun, pemerintah hanya menerima sekitar Rp 2,8 triliun. Bahkan, pemerintah menolak tawaran investor senilai Rp 2,82 triliun untuk Surat Perbendaharaan Negara atau SPN20110922.
Analis Obligasi Mandiri Sekuritas Handy Yuniarto menilai, pemerintah kurang tertarik dengan imbal hasil atau yield yang disodorkan para investor. Maklum, banyak investor meminta yield yang cukup tinggi. "Pemerintah juga menjaga agar pembayarannya nanti tidak terlalu berisiko," ujarnya.
Handy bilang, pemerintah sedang berusaha mengurangi penerbitan SPN dan lebih fokus pada penerbitan SUN tenor panjang.
Upaya menciptakan acuan baru
Pada lelang kemarin, permintaan terbesar masuk untuk SUN bertenor panjang. Misalnya, FR0054 yang bertenor 21 tahun mampu menyerap penawaran sebanyak
Rp 4,47 triliun. Sedangkan, penawaran terhadap FR0056, yang bertenor 16 tahun, mencapai Rp 4,55 triliun.
Handy melihat, pemerintah kini memiliki daya tawar yang lebih kuat untuk mendapatkan imbal hasil SUN rendah. Hasil lelang SUN kemarin menunjukkan, pemerintah memenangkan yield yang mendekati penawaran yield terendah.
Analis Obligasi NC Securities I Made Adi Saputra melihat, lelang kemarin adalah upaya pemerintah membuat acuan baru. Jadi, pada penerbitan SUN berikutnya, pemerintah bisa membayar bunga lebih rendah. Ujungnya, beban finansial pemerintah lebih enteng. Misalnya, pada penerbitan FR0055, pemerintah hanya membayar kupon 7,375%. Padahal, kupon FR0030, yang memiliki tenor sama, mencapai 10,75%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News