kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lelang SUN kuartal terakhir Rp 93 triliun


Senin, 30 September 2013 / 08:18 WIB
Lelang SUN kuartal terakhir Rp 93 triliun
ILUSTRASI. Indeks sektor properti turun 9, 40% sejak awal tahun.


Reporter: Dina Farisah, Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Pasokan surat utang negara (SUN) masih akan berlimpah. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) menetapkan target penerbitan SUN pada kuartal IV 2013, sebesar Rp 93,161 triliun.

Direktur Strategi dan Portofolio Utang DJPU Kementerian Keuangan Scenaider CH Siahaan optimistis, target itu akan tercapai. Malah, tak tertutup kemungkinan pemerintah meniadakan beberapa lelang terakhir jika target penerbitan SUN telah tercapai sebelum akhir tahun, seperti yang terjadi tahun lalu.

Ekonom Bank Internasional Indonesia Josua Pardede menilai, hasil penerbitan SBN kuartal IV DJPU akan mencapai target. Itu tecermin dari lelang SBN pada kuartal III yang malah melampaui target. Seperti kuartal sebelumnya, pemerintah diperkirakan akan mengoptimalkan penerbitan SUN kuartal terakhir ini.

Optimisme pemerintah juga didukung oleh data ekonomi domestik yang kian positif. Bulan September ini diperkirakan terjadi deflasi 0,05%. Rasio defisit transaksi berjalan terhadap produk domestik bruto (PDB) juga diperkirakan semakin kecil. Kedua sentimen positif tersebut akan memulihkan pasar obligasi. "Pemerintah akan lebih agresif memenangkan lelang kuartal ini. Di sisi lain, yield yang diminta investor juga melandai," ungkap Josua.

Dia menambahkan, perbaikan data makro dalam negeri mendorong penurunan yield secara terbatas. Beberapa lelang terakhir, yield rata-rata yang dimenangkan pemerintah menunjukkan penurunan. Namun, indikator pelemahan rupiah terhadap dollar AS bisa jadi ancaman pasar obligasi.
Lelang pada kuartal IV 2013 akan dimulai dengan lelang surat utang negara syariah (sukuk) berbasis proyek (project-based sukuk), Selasa mendatang (1/10).

Data inflasi bulan September 2013 kemungkinan bakal ikut mempengaruhi penetapan yield sukuk itu. Analis menduga, investor masih akan meminta yield tinggi.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Fakhrul Aufa mengatakan, yield akan bergerak merespons rilis data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia. "Apabila defisit neraca perdagangan Indonesia membesar dan semakin menekan rupiah, atau inflasi masih tinggi dan lebih tinggi dari prediksi pasar, akan muncul sentimen negatif dan mendorong naiknya yield," papar Fakhrul, Jumat (27/9).

Akibatnya, permintaan yield yang masuk dari investor bakal lebih tinggi ketimbang lelang yang digelar sebelumnya. Bila hal itu terjadi, kata Fakhrul, pemerintah tidak akan memenangkan lelang sukuk kali ini. "Apalagi pemerintah masih mempunyai jadwal yang cukup panjang sampai akhir tahun untuk menyerap dana yang bisa lebih murah," tutur Fakhrul.

Fakhrul memprediksi, lelang yang berbarengan dengan rilis inflasi menyebabkan investor akan bersikap hati-hati. Dia memperkirakan, permintaan investor akan membanjiri SUN seri tenor pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×