Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sofyan Hidayat
JAKARTA. Pemerintah kembali melelang surat utang negara, Selasa (2/9). Dalam lelang ini, pemerintah menargetkan bisa menyerap dana Rp 10 triliun.
Dana hasil lelang tersebut untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara pembaharuan (APBN-P) 2014. SUN yang akan dilelang mempunyai nominal per unit sebesar Rp1 juta.
Adapun seri yang ditawarkan antara lain, seri SPN03141203 (new issuance) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 3 Desember 2014. Kemudian, seri SPN12150903 (new issuance) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 3 September 2015.
Lainnya merupakan empat seri lawas. Seperti, seri FR0069 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 7,87% dan jatuh tempo pada tanggal 15 April 2019.
Lalu seri FR0070 (reopening) dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,37% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2024, seri FR0071 (reopening) dengan tingkat bunga tetap 9% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2029. Serta, seri FR0067 (reopening) dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,75% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2044.
Penjualan SUN akan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Lelang bersifat terbuka (open auction), menggunakan metode harga beragam (multiple price).
Lelang akan dibuka pukul 10.00 WIB dan ditutup pukul 12.00 WIB, sedangkan hasil lelang akan diumumkan pada hari yang sama. Setelmen akan dilaksanakan pada hari Kamis (4/9).
Roby Rushandie, analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) memperkirakan lelang tersebut masih akan dibanjiri peminat. Diperkirakan, pemerintah akan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sekitar 1,5 kali hingga 2 kali dari target indikatifnya.
"Tingginya peminat terutama untuk seri-seri dibawah 10 tahun yakni dua seri new issuance SPN, FR0069, dan FR0070," ujar Roby kepada Kontan.
Analisis Roby, tingginya minat lelang SUN dipengaruhi oleh sejumlah sentimen, seperti rilisnya data inflasi Indonesia bulan Agustus 2014 yang diprediksi oleh Bank Indonesia menurun yakni di bawah 0,3% month on month. Selain itu, akan ada rilis data neraca perdagangan dengan defisit yang juga diprediksi menurun.
"Bank Indonesia juga memproyeksikan defisit neraca transaksi berjalan kuartal III-2014 akan menyempit ke kisaran 3,8% Produk domestik bruto (PDB) dari kuartal II-2014 yang sebesar 4,3% PDB," papar dia.
Dari global, telah dirilis estimasi inflasi zona Euro bulan Agustus yang menurun menjadi 0,3% year on year (yoy) dari bulan sebelumnya 0,4% yoy. Kondisi ini memicu investor global memandang belum pulihnya kondisi ekonomi Zona Eropa, sehingga kemungkinan dana asing akan terus masuk ke pasar obligasi pekan depan.
"Namun, investor diperkirakan masih akan meminta yield yang lebih tinggi," kata Roby.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News