Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah kembali menawarkan lima seri surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk pada 19 April mendatang. Pemerintah menargetkan menyerap dana sebesar Rp 4 triliun.
Kelimanya adalah seri lawas. SPN-S 06102016 (reopening) misalnya, jatuh tempo 6 Oktober 2016. Seri ini menggunakan underlying asset barang milik negara, berupa tanah dan bangunan. Kemudian, seri PBS006 (reopening) jatuh tempo 15 September 2020 dengan tawaran imbalan 8,25%, seri PBS009 (reopening) dengan imbalam 7,75% dan jatuh tempo 25 Januari 2018.
Lalu, seri PBS011 yang akan jatuh tempo 15 Agustus 2023 dengan imbalan 8,75%. Serta seri PBS012 yang akan jatuh tempo 15 November 2031, dengan imbalan 8,87%.
Keempat seri PBS menggunakan underlying asset proyek atau kegiatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.
Head of Fixed Income Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus memperkirakan, lelang kali ini bakal ramai peminat, dengan total permintaan antara Rp 10 triliun- Rp 15 triliun.
Lantaran, banyak lembaga keuangan non bank (LKNB) yang juga ingin masuk ke pasar obligasi. "Pelaku pasar dan investor khususnya lembaga keuangan non bank akan masuk, karena sukuk memiliki tingkat volatilitas rendah," ujar Nico, Jakarta, Kamis (14/4).
Selain itu, yield sukuk saat ini masih sangat menarik dibandingkan obligasi konvensional. Demikian juga dengan kupon sukuk yang cukup besar. Nico memperkirakan, investor akan menyerbu ke seri project based sukuk (PBS), seperti PBS006, PBS0011, dan PBS0012.
"Pemerintah akan mengambil lebih dari target yang ditetapkan, karena yield saat ini cukup rendah, sehingga dapat masuk lebih banyak guna memenuhi kebutuhan utang," ujar Nico.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News