Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Lelang surat utang syariah negara alias sukuk yang meleset dari target indikatif yang sebesar Rp 1,5 triliun. Dalam lelang sukuk, kemarin (14/5), pemerintah hanya memenangkan Rp 570 miliar dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 3,2 triliun.
Dari lima seri sukuk yang dilelang, pemerintah hanya memenangkan dua seri sukuk, yakni seri SPN-S 15112013 dan seri PBS005. Total penawaran yang masuk dari seri SPN-S sebesar Rp 1,540 triliun. Namun, pemerintah hanya memenangkan Rp 210 miliar.
Adapun total penawaran yang masuk pada sukuk seri PBS005 mencapai Rp 398,5 miliar. Namun. pemerintah hanya memenangkan Rp 360 miliar.
Yield rata-rata tertimbang dari seri SPN-S sebesar 4,09%. Sedangkan, imbal hasil rata-rata tertimbang seri PBS005 sebesar 6,80%.
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto mengatakan, secara historis, jumlah penawaran yang masuk pada lelang sukuk kali ini merupakan yang terbesar. Namun, pemerintah gagal mencapai target indikatif karena imbal hasil yang diminta investor terlampau tinggi.
Lelang sukuk kali ini masih didominasi oleh investor perbankan dengan memburu tenor pendek. Sementara, sukuk tenor panjang lebih banyak diminati oleh investor asuransi dan dana pensiun.
Analis Sucorinvest Central Gani, Ariawan menilai, pemerintah tidak terlalu agresif mengejar target penerbitan sukuk. Sebab, pemerintah melihat likuiditas di pasar masih melimpah. Meski target indikatif lelang sukuk jarang tercapai, namun hal tersebut dapat ditutup melalui lelang surat utang negara (SUN). "Ke depan, permintaan sukuk masih terus ada. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, sukuk masih menarik," tutur Ariawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News