Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara, Selasa (26/8) ramai peminat. Dalam lelang kali ini, pemerintah mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribe hampir tiga kali dengan total permintaan mencapai Rp 4,10 triliun.
Dalam lelang ini, pemerintah kemudian menyerap Rp 2,87 triliun. Nilai tersebut lebih tinggi ketimbang target indikatif yang semula ditetapkan pemerintah sebesar Rp 1,5 triliun.
Pemerintah menawarkan tiga seri sukuk. Yakni, SPN-S 13022015 (reopening), PBS005 (reopening) dan PBS006 (reopening).
Untuk seri SPN-S 13022015 mengalami total permintaan Rp 2,9 triliun dengan yield terendah 6,7% dan yield tertinggi yang masuk 7,5%. Untuk seri ini, pemerintah kemudian memenangkan Rp 2 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 6,88086%.
Kemudian seri PBS005 mengalami total permintaan Rp726 miliar dengan yield terendah 9,25% dan yield tertinggi yamg masuk 9,75%. Pemerintah kemudian memenangkan Rp 460 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 9,3% dan tingkat imbalan 6,75%.
Serta, seri PBS006 mengalami permintaan Rp462 miliar dengan yield terendah 8,21% dan yield tertinggi yang masuk 8,87%. Pemerintah kemudian memenangkan Rp410 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 8,26% dan tingkat imbalan 8,25%.
Ariawan, analis Sucorinvest Central Gani mengatakan tingginya demand dari investor ditopang oleh mulai berkurangnya ketidakpastian politik.
"Investor sudah lebih confidence terhadap pasar domestik setelah adanya pengumuman hasil sidang MK (Mahkamah Konstitusi)," kata Ariawan.
Yield yang diminta oleh investor dalam lelang ini juga masih in line dengan yield di pasar sekunder. Oleh karena itu, pemerintah kemudian menyerap di atas target indikatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News