kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.534   0,00   0,00%
  • IDX 7.754   18,67   0,24%
  • KOMPAS100 1.204   2,46   0,20%
  • LQ45 960   1,53   0,16%
  • ISSI 233   0,22   0,10%
  • IDX30 494   1,54   0,31%
  • IDXHIDIV20 592   1,53   0,26%
  • IDX80 137   0,23   0,17%
  • IDXV30 142   -0,25   -0,17%
  • IDXQ30 164   0,25   0,15%

Lelang SBSN diperkirakan bakal sepi


Selasa, 13 Maret 2012 / 09:11 WIB
Lelang SBSN diperkirakan bakal sepi
ILUSTRASI. Sudah dimulai, ini syarat mendaftar UTBK-SBMPTN 2021.


Reporter: Albertus M. Prestianta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Pemerintah akan melelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), hari ini (13/3). Ada empat sukuk negara berbasis proyek alias project based sukuk (PBS) yang ditawarkan kembali (lihat tabel) dan satu seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN) Syariah. Lima seri sukuk negara tersebut ditargetkan bisa mengantongi dana senilai Rp 1 triliun.

Handy Yunianto, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, memprediksi, lelang sukuk negara hari ini tidak akan seramai seperti lelang sebelumnya. "Permintaan masih ada, tapi tidak setinggi lelang sebelumnya," prediksi Handy. Penawaran pada lelang SBSN (23/2) mencapai Rp 2,12 triliun. Dari situ, pemerintah hanya menyerap dana sebesar Rp 1,47 triliun.

Likuiditas di pasar sebenarnya masih cukup besar, terutama dari investor institusi. Handy melihat, dana yang belum berhasil terserap dalam lelang sebelumnya akan kembali masuk di lelang hari ini.

Namun, investor masih menunggu kepastian harga bahan bakar minyak (BBM) yang baru. "Sentimen BBM membuat investor wait and see," kata Handy. Ia juga bilang, defisit anggaran pemerintah yang naik membuat investor makin menahan diri.

SPN lebih diminati

Sementara itu, minat asing di pasar sukuk tampaknya masih belum besar. Pasar sukuk lebih didominasi investor domestik. Handy menduga, asing lebih memilih instrumen konvensional, seperti Surat Utang Negara (SUN), karena lebih likuid alias mudah diperjualbelikan.

Perkiraan Handy, seri SPN-S 14092012 tenor pendek akan paling banyak peminat. Sebab, bank membutuhkan instrumen bertenor pendek untuk mengelola likuiditas. Tenor pendek memikat karena risiko menjadi relatif terukur. Alasan lainnya, investor juga mengantisipasi kenaikan inflasi yang biasa direspon dengan kenaikan bunga acuan.

I Made Adi Saputra, analis obligasi NC Securities, melihat, yield atau imbal hasil sukuk negara yang akan dilelang terus naik. Sebut saja PBS004. Pada lelang sebelumnya, yield PBS004 sebesar 6,29% namun kemarin yield sudah mencapai 6,7%. Dia menduga, investor juga akan meminta yield tinggi dalam lelang kali ini sebagai antisipasi kenaikan inflasi.

Made menyarankan investor yang hendak memiliki SBSN dan dipegang hingga jatuh tempo, saat ini adalah saat yang tepat untuk masuk sebab harga rendah. Namun, untuk yang ingin trading, sebaiknya menunggu kepastian tingkat inflasi.

Made memperkirakan, penawaran yang masuk dalam lelang kali ini akan cenderung turun, hanya sekitar Rp 1 triliun-Rp 3 triliun. Dia memprediksi, yield untuk PBS001 berkisar 5,25%-5,35%, PBS002 sebesar 5,85%-5,9%, PBS003 6,25%-6,35%, dan PBS004 sekitar 6,75%-6,85%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×