kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lebarkan sayap bisnis, Telkom Indonesia (TLKM) siap masuk bisnis digital


Jumat, 22 Oktober 2021 / 10:01 WIB
Lebarkan sayap bisnis, Telkom Indonesia (TLKM) siap masuk bisnis digital
ILUSTRASI. Telkom Indonesia.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan telekomunikasi milik Negara, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) bersiap melebarkan sayap bisnisnya. TLKM dikabarkan berencana untuk masuk ke layanan streaming digital, salah satunya layanan over the top (OTT).

“Bisnis digital ini menjadi bisnis tersendiri yang keluar dari pattern Telkom, nanti ada gaming, OTT (over the top), kami akan taruh di bawah Telkomsel,” terang  Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika wirjoatmodjo dalam audiensi bersama media, belum lama ini.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan mengapresiasi langkah TLKM untuk masuk ke ekosistem bisnis digital. Dia menilai, rencana TLKM untuk masuk ke layanan streaming digital menjadi alasan TLKM sampai bekerjasama dengan Microsoft, yakni untuk memperkuat ekosistem bisnis digital.

Baca Juga: IPO Mitratel dinilai bakal atraktif, apa daya tariknya?

Steven menilai, layanan streaming dan OTT tergolong digital-media bisnis yang sedang digandrungi (hype) saat ini. Pasar bisnis digital ini juga cukup luas, dimana 38% penduduk Indonesia merupakan generasi-Z dan millenial yang lebih menggemari media online digital.

Namun, perlu pembuktian dahulu apakah Telkomsel mampu melakukan penetrasi pasar Indonesia, mengingat pesaing eksisting (seperti Netflix hingga Spotify) sudah punya brand yang kuat. Terlebih, kaum muda saat ini dinilai fanatik dengan global brand.

 

Dia mencontohkan aplikasi LINE milik Korea, yang merupakan brand internasional saja, sulit berkompetisi di Indonesia dalam hal melawan dominasi Facebook, Twitter, hingga Instagram.

“Butuh pembuktian atas rencana inovasi digital ini. Sebab, bisnis digital SingTel sendiri saja tidak sekuat bisnis digital dari negara-negara Barat. Padahal posisi brand SingTel cukup ternama di kalangan internasional,” terang Steven saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (21/10).

Dus, di balik inovasi digital ini, Steven menyebut ada faktor risiko sulitnya menembus pasar sendiri. 

Dia mencontohkan, tidak semua inovasi produk Telkomsel bisa diterima masyarakat. Salah satunya Telkomsel Orbit yang kurang mampu menyedot animo masyarakat kita.

Hanya saja, layanan anyar milik TLKM bisa saja berhasil jika biaya berlangganannya lebih murah daripada Netflix CS. Sebab, faktor strategi pricing dinilai sensitif di Indonesia.  

Penerimaan ini juga dengan tidak mengesampingkan kualitas konten-konten yang disediakan nantinya.

“Tetapi tantangannya, bisakah Telkomsel membikin konten lokal maupun impor yang sama efisiennya dengan Netflix dan Spotify? Karena membuat konten juga ada biaya pokok produksinya, dan secara umum pemain baru kurang efisien, alhasil tidak menekan biaya,” sambung Steven.

Saat dikonfirmasi, Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Telkom Indonesia Ahmad Reza mengatakan, saat ini TLKM sedang melakukan transformasi bisnis melalui penataan portofolio perusahaan sesuai arahan Kementerian BUMN. 

Selanjutnya akan dilakukan kajian terhadap berbagai opsi unlocking value terbaik dari setiap portofolio tersebut yang dapat memberikan manfaat terbesar bagi perusahaan.

“Saat ini Telkom tengah bertransformasi menjadi digital telco dengan fokus pada tiga domain bisnis digital, yakni konektivitas digital, platform digital, dan layanan digital,” terang Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (21/10) malam. 

Selanjutnya: Mitratel Akan Masuk Bursa, Simak Rekomendasi Saham Menara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×