kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laju harga tembaga tak terbendung


Senin, 28 November 2016 / 08:56 WIB
Laju harga tembaga tak terbendung


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Stok yang mengempis terus mendukung kenaikan harga tembaga. Mengutip Bloomberg, Jumat (25/11), harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) merangkak naik 0,18% ke US$ 5.879 per metrik ton. Harga ini melambung 8,4% dalam sepekan terakhir.

Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures, mengungkapkan, secara fundamental, tembaga sedang bersinar. Data manufaktur Eropa, China, dan Amerika Serikat (AS) yang memuaskan pasar jadi penumbuh harapan kenaikan permintaan tembaga.

Terlebih, stok tembaga di LME menyusut signifikan. Per akhir September 2016 lalu, stok global tercatat merosot 35% dibanding akhir Desember 2015.

“Nyaris semua faktor fundamental bergerak mendukung kenaikan harga tembaga,” ujar Andri.

Koreksi USD di akhir pekan lalu turut menguntungkan pergerakan harga komoditas lainnya, termasuk tembaga. Meski demikian, bukan berarti laju harga tembaga berjalan mulus tanpa hambatan.

Bayang-bayang koreksi teknikal akibat aksi profit taking pelaku pasar bisa kapan saja mencederai komoditas logam industri ini. “Beban juga datang dari laporan impor China yang turun, sementara di sisi lain, produksinya membengkak,” tambah Andri.

Info saja, Impor China Oktober 2016 anjlok 22% menjadi 189.812 metrik ton ketimbang bulan sebelumnya. Ini merupakan level terendahnya dalam tiga tahun terakhir. Sedang di sisi lain, produksi tembaga China naik 8,4% menjadi 6,96 juta ton, atau menyentuh level tertinggi sejak 10 bulan belakangan.

Imbas dari data ini, bisa terasa ke pergerakan harga tembaga, Senin (28/11). Peluang koreksi terbuka, tapi secara tren, harga tembaga masih dalam pola bullish. “Di akhir tahun 2016 harga tembaga berpotensi mengejar level US$ 6.000 per metrik ton,” kata Andri memproyeksi.

Dari sisi teknikal, harga tembaga bergerak di atas moving average (MA) 50, 100, dan 200 mendukung kenaikan. Sejalan garis moving average convergence divergence (MACD) dengan histogram di atas 0 dan pola uptrend.

Stochastic di atas level 50 pun terus mengajak ke atas. Hanya saja, relative strength index (RSI) sudah masuk area overbought yang bisa memicu koreksi jangka pendek.

“Untuk Senin (28/11), harga bergerak sempit dengan kecenderungan naik tipis di kisaran US$ 5.760–US$ 5.980 per metrik ton dan sepekan US$ 5.720–US$ 6.000 per metrik ton,” ucap Andri. Namira

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×