kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laju harga minyak terhalang dollar


Jumat, 08 Juni 2012 / 06:03 WIB
Laju harga minyak terhalang dollar
ILUSTRASI. Kurs dollar-rupiah di BRI hari ini Selasa 25 Mei 2021, cek sebelum tukar valas. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/18/09/2017


Reporter: Anne Marie Happy |

JAKARTA. Minyak mulai mendidih. Nilai kontrak pengiriman minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk Juli, di bursa New York, Kamis (7/6) pukul 18.30 WIB, adalah US$ 85,64 per barel. Angka itu menguat 0,73% dari hari sebelumnya.

Namun minyak jenis Brent gagal membuntuti WTI. Di bursa London, Brent melemah 0,29% dari hari sebelumnya menjadi US$ 100,93 per barel.

Penurunan stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS), untuk pertama kalinya selama 11 minggu terakhir, memanaskan harga minyak. Kementerian Energi AS, Kamis (7/6) menyatakan, persedian minyak turun 111.000 barel pekan lalu.

Penyebab lain adalah rencana Arab Saudi mengintervensi harga di pasar, setelah harga minyak Brent, di pekan ini sempat anjlok hingga US$ 100 per barel.

Spekulasi tentang di pemangkasan bunga di China semakin memuluskan penguatan minyak. Sebelumnya, sudah kencang beredar spekulasi tentang rencana AS dan Eropa menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Analis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, menduga, kenaikan harga minyak akan tertahan oleh penguatan dollar AS. Proyeksi Ariston, harga minyak, minggu depan, berpotensi menurun hingga US$ 81 per barel.

Kecuali, ada kepastian tentang pelaksanaan paket stimulus di Negeri Paman Sam. Apabila quantitative easing sudah dipastikan, tren penguatan dollar AS akan berakhir. Sebaliknya, minyak kembali membumbung. "Minyak WTI bisa menuju US$ 92 per barel, sedang Brent US$ 100 barel," tutur Ariston.

Analis First State Futures, Iwan Cahyo sepakat penguatan dollar AS akan menahan laju harga minyak. "Ekonomi Amerika belum normal. Masih banyak investor yang memilih untuk memegang dolar AS dibandingkan instrumen komoditas,” tutur Iwan. Dia memprediksi minyak berkisar
US$ 86-US$ 110, pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×