Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kenaikan nilai ekspor Afrika Selatan memberi angin segar pada harga platinum. Namun, sentimen positif ini sulit bertahan, bila kondisi ekonomi China belum menunjukkan perbaikan.
Mengutip Bloomberg, Selasa (5/1) pukul 16.17 WIB, harga platinum kontrak pengiriman April 2016 di Commodity Exchange naik 0,79% ke level US$ 891,5 per ons troi. Tapi, sepekan terakhir, harga tergerus 0,18%.
Afrika Selatan mencatatkan surplus neraca perdagangan pada November 2015. Ini pertama kali terjadi dalam lima bulan. Surplus disebabkan kenaikan ekspor logam mulia, seperti emas dan platinum yang disertai dengan penurunan impor.
Pengiriman logam mulia pada November meningkat 52% dibandingkan bulan sebelumnya. Data tersebut memberi harapan adanya kenaikan permintaan platinum di pasar global. Maklum, Afrika Selatan mengusai 80% cadangan platinum global.
Pengamat Komoditas SoeGee Futures Ibrahim menilai, wajar terjadi kenaikan permintaan platinum menjelang akhir tahun. Banyak importir yang menumpuk stok pada akhir tahun lalu untuk digunakan pada awal 2016.
Apalagi, harga platinum sebelumnya terkoreksi akibat terseret penguatan dollar AS. "Peluang ini diambil konsumen agar mendapat harga lebih murah," ujarnya, Selasa (5/1). Selain itu, memanasnya koflik geopolitik di Timur Tengah mengangkat harga komoditas termasuk platinum.
Meski demikian, Ibrahim menduga, kondisi ini tidak akan bertahan lama. “Pada kuartal pertama 2016, harga platinum akan kembali jatuh,” prediksinya.
Menurut Ibrahim, perlambatan ekonomi Tiongkok bakal menghadang laju harga platinum. Perlambatan di China tercermin dari data indeks manufaktur alias caixing manufacturing PMI bulan Desember yang turun ke level 48,2 dari sebelumnya 48,6.
Dengan penurunan tersebut, manufaktur China sudah terkontraksi selama lima bulan berturut-turut. "Ini menjadi pertanda buruk, sebab China sebagai pengguna platinum terbesar," tuturnya.
Pelonggaran kuantitatif di China, Jepang, Korea Selatan hingga wilayah Eropa kemungkinan dapat memberi sentimen positif pada pergerakan harga platinum. Namun, laju penguatan akan tetap tertahan seiring pelemahan ekonomi global.
Tantangan lain datang dari kebijakan The Fed yang kemungkinan masih melanjutkan kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini. Sesuai target awal, ada potensi suku bunga The Fed naik maksimal 1% pada 2016.
Jika itu terjadi, dollar berpotensi semakin kuat, sehingga negatif bagi harga komoditas. Itu sebabnya, sepekan ke depan, pergerakan harga platinum akan dipengaruhi hasil catatan rapat Federal Open Market Committe (FOMC) Desember 2015 maupun testimoni pejabat The Fed.
Data tenaga kerja Paman Sam bulan Desember 2015 juga akan menjadi sentimen penggerak harga platinum. Secara teknikal, platinum masih memiliki peluang naik, tapi terbatas. Indikator stochastic dan RSI terlihat wait and see.
Indikator bolinger band dan moving average 40% di atas bollinger bawah. MACD 70% positif. Prediksi Ibrahim, Rabu (6/1), harga platinum akan naik terbatas di kisaran US$ 887,5-US$ 899,5 per ons troi. Namun, sepekan, harganya berpotensi melemah dengan range pergerakan antara US$ 862-US$ 899,5 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News