Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berhasil membukukan kenaikan laba bersih cukup signifikan, yaitu naik 100% menjadi US$ 145,4 juta. Ini imbas dari kenaikan pendapatan Garuda yang tumbuh 12,1% jadi US$ 3,47 miliar.
"Hasil memuaskan tersebut sudah sesuai dengan ekspektasi para analis keuangan selama ini," klaim Emirsyah Satar, Direktur Utama Garuda Indonesia, Rabu (27/3). Dia juga menjelaskan, penambahan rute dan frekuensi penerbangan, jumlah pesawat baru, dan efisiensi menjadi alasan kuat pertumbuhan kinerja.
Tak hanya itu, jumlah penumpang Garuda juga naik 19,6% menjadi 20,4 juta penumpang di tahun lalu. Pangsa pasar Garuda ikut terutama di rute international naik menjadi 24,1% dari 2011 23,5%. Namun, pangsa pasar rute domestik justru tak berubah hanya di 28,2%.
Meski menghasilkan laba bersih yang cemerlang, manajemen Garuda mengaku belum ada rencana membagikan dividen. Pasalnya, Garuda terikat perjanjian dengan kreditur. Dus, ketika ada laba atau kelebihan dana akan digunakan membayar utang. "Sehingga secara teknis uang itu untuk dividen agak sulit," jelas Hendritno Hardjono, Direktur Keuangan Garuda.
Nilai pembayaran utang pokok tersebut berkisar US$ 50 juta - US$ 60 juta. Selain itu, jumlah utang jangka pendek GIAA juga masih sekitar US$ 754,21 juta. Sementara, utang jangka panjang US$ 648,83.
Garuda juga terus mencoba mengembangkan bisnis dengan mendatangkan 24 armada baru. Emirsyah menyebut, jenis armada tersebut terdiri dari empat pesawat jenis Boeing 777-300ER, tiga pesawat jenis Airbus A330, 10 jenis Boeing 737-800NG, dan tujuh pesawat jenis Bombardier CRJ1000 NextGen.
Emirsyah menargetkan, Garuda dan Citilink akan mengoperasikan 139 armada. Dia menambahkan, penambahan armada baru ini juga akan menurunkan usia rata-rata armada Garuda dari 5,8 tahun menjadi 4,2 tahun.
Tak hanya itu, Garuda juga telah menambah layanan penerbangan ke enam destinasi baru di Eropa dan Timur Tengah sejak Januari 2013. Garuda telah menggandeng Etihad Airways untuk keenam destinasi itu, yaitu Frankfurt, Brussels, Milan, Dusseldorf, Munich, dan Bahrain. Untuk rute domestik, Garuda mengembangkan 13 rute. Salah satunya, tujuan Medan.
Kebutuhan dana untuk ekspansi tersebut US$ 600 juta. Ada dua skema pendanaan Garuda, yaitu penerbitan saham baru (rights issue) dan obligasi. Emirsyah bilang, pada skema rights issue Garuda membidik dana US$ 300 juta - US$ 400 juta. Sementara, pada opsi pendanaan obligasi, Emirsyah menargetkan Rp 2 triliun yang akan dilaksanakan pada kuartal II tahun ini.
Rabu (27/3), harga saham GIAA menguat 6,25% di Rp 680.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News