Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) mencetak kenaikan top line dan bottom line sepanjang tahun lalu. Emiten yang bergerak di bisnis ketenagalistrikan berbasis energi terbarukan ini meraup pendapatan senilai US$ 48,01 juta pada 2023.
Sebagai perbandingan, pendapatan KEEN tumbuh 14,77% ketimbang capaian tahun 2022 yang kala itu mencapai US$ 41,83 juta. Jika dirinci, hampir seluruh pendapatan KEEN berasal dari pihak ketiga senilai US$ 47,94 juta atau 99,85% dari total pendapatan tahun 2023.
Terdiri dari pendapatan proyek konsesi senilai US$ 30,07 juta, pendapatan bunga konsesi sebesar US$ 15,34 juta dan penjualan listrik senilai US$ 2,53 juta. Sisanya berasal dari pihak berelasi lewat pendapatan sewa senilai US$ 73.282.
Pada periode yang sama, beban langsung KEEN melonjak lebih tinggi sebanyak 36,45% secara tahunan atawa year on year (YoY) menjadi US$ 20,10 juta pada 2023. Hasil ini membuat KEEN mengantongi laba bruto US$ 27,91 juta pada 2023, naik 3,02% secara YoY.
Baca Juga: Mengail Momentum Rebound Saham EBT
Beban usaha KEEN juga melonjak 24,67% (YoY) menjadi US$ 3,79 juta. Membuat laba usaha KEEN hanya tumbuh tipis 0,25% YoY dari US$ 24,05 juta menjadi US$ 24,11 juta pada 2023.
Secara bottom line, KEEN meraih laba bersih senilai US$ 12,91 juta. Tumbuh 2,86% ketimbang total laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk KEEN tahun 2022 sebesar US$ 12,55 juta.
Hanya sebagai gambaran saja, jika dikonversi memakai kurs saat ini senilai Rp 15.850 per dolar Amerika Serikat, maka keuntungan KEEN tahun lalu setara dengan Rp 204,57 miliar.
Baca Juga: Kencana Energi Lestari (KEEN) Siapkan Capex Sekitar US$ 30 Juta pada Tahun Ini
Analis RHB Sekuritas Indonesia, Arandi Pradana dan Muhammad Wafi dalam risetnya pada 28 Maret 2024 menilai capaian laba bersih KEEN di bawah perkiraan. Arandi dan Wafi mengamati laba bersih KEEN masih mampu tumbuh sekitar 3% ditopang oleh pertumbuhan pendapatan sekitar 15% secara YoY.
Hasil itu dicapai berkat kenaikan pendapatan konstruksi sebesar 52% (YoY) di proyek Ordi Hulu. Sedangkan pendapatan inti turun 19% (YoY) karena fenomena El Nino yang menyebabkan musim kemarau panjang.
Arandi dan Wafi memandang situs Air Putih dan Madong paling terpukul dengan penurunan pendapatan 25% (YoY) menjadi US$ 8 juta dan US$ 4 juta. Selain bisnis konstruksi, situs Air Putih merupakan kontributor earnings before interest and taxes (EBIT) terbesar, mencapai 27% dari total EBIT pada tahun 2023.
Baca Juga: Emiten Masih Agresif Mengincar Peluang dari Bisnis EBT
Dalam risetnya, Arandi dan Wafi melihat potensi kinerja KEEN masih menjanjikan pada tahun 2024, yang ditopang oleh dua proyek baru, yakni operasi Salu Noling dan Ordi Hulu. Pendapatan listrik baru dari Ordi Hulu, serta tidak adanya pekerjaan pemeliharaan yang dijadwalkan dapat mendorong produksi listrik sebesar 7% (YoY) menjadi 321 GWh dan berpotensi mendorong laba 2024 hingga 56% (YoY) menjadi US$ 20 juta.
RHB Sekuritas Indonesia pun masih menyematkan rekomendasi buy untuk saham KEEN. Hanya saja dengan memangkas target harga dari sebelumnya Rp 1.080 menjadi Rp 990 per saham, atau dengan potensi kenaikan 25%.
Adapun, sebelum libur panjang Idul Fitri, saham KEEN menguat 0,66% ke level Rp 765 per saham pada Jum'at (5/4). Jika diakumulasi secara year to date, harga saham KEEN bergerak turun tipis 1,29%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News