Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengalami penurunan kinerja pada tahun 2024. Pendapatan bersih ITMG menyusut 2,95% secara tahunan (year on year/yoy) dari US$ 2,37 miliar menjadi sebesar US$ 2,30 miliar sepanjang tahun lalu.
Secara bottom line, laba bersih ITMG anjlok 25,22% (yoy) dari US$ 500,33 juta menjadi US$ 374,11 juta pada 2024. Berbeda dari performa keuangan, kinerja operasional ITMG mengalami kenaikan dari sisi volume produksi dan penjualan batubara.
Manajemen ITMG membeberkan, volume produksi batubara tumbuh 19,52% (yoy) dari 16,9 juta ton menjadi 20,2 juta ton pada 2024. Peningkatan produksi sejalan dengan dua dua tambang baru yang mulai berproduksi pada tahun 2024, yaitu PT Graha Panca Karsa (GPK) dan PT Tepian Indah Sukses (TIS).
"Selama tahun 2024 perseroan telah memperkuat bisnis pertambangan batubara melalui peningkatan produksi tahunan, peningkatan total cadangan berdasarkan audit terkini, dan pengelolaan biaya secara efisien," ungkap manajemen ITMG melalui keterangan tertulis yang disiarkan Kamis (27/2).
Baca Juga: Laba Indo Tambangraya (ITMG) Menyusut 25,22% Jadi US$ 374,11 Juta pada 2024
Sementara itu, volume penjualan batubara ITMG meningkat 14,83% (yoy) dari 20,9 juta ton menjadi 24 juta ton pada 2024. Terdiri dari penjualan batubara sendiri sebanyak 19,6 juta ton dan pihak ketiga sejumlah 4,4 juta ton.
Meski meningkat secara volume, tapi harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP) batubara menurun 15,93% (yoy) dari US$ 113 menjadi US$ 95 per ton. Manajemen ITMG mengatakan penurunan ASP ini sejalan dengan normalisasi harga batubara global.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai kinerja ITMG pada tahun 2024 sesuai ekspektasi. Bahkan, perolehan laba bersih ITMG lebih baik dari perkiraan.
"Kami memproyeksikan turun 35% (yoy), tapi hanya sekitar 26%," kata Sukarno kepada Kontan.co.id, Kamis (27/2).
Baca Juga: Ada Peluang dan Risiko di Indo Tambangraya Megah (ITMG), Begini Rekomendasi Analis
Investment Analyst Stockbit Hendriko Gani mengamini laba ITMG pada tahun lalu sesuai ekspektasi, dengan mencapai 101,6% dari estimasi konsensus analis. Gani memprediksi kinerja ITMG pada tahun ini akan dipengaruhi oleh dua faktor utama.
Pertama, normalisasi harga batubara seiring dengan potensi kelebihan pasokan di pasar global. Kedua, penambahan volume produksi dan normalisasi biaya penambangan dari anak usaha, yakni GPK dan TIS.
Gani menaksir volume produksi ITMG berpotensi kembali naik pada tahun ini, yang didukung oleh peningkatan produksi dari tambang GPK dan TIS. Selain itu, biaya penambangan berpotensi mengalami normalisasi seiring penurunan stripping ratio setelah pre–stripping di kedua tambang tersebut pada 2024.
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila menimpali, tambahan produksi dari GPK dan TIS bisa mendorong pertumbuhan penjualan dan laba. Hanya saja, ITMG perlu mengelola biaya produksi atas operasional kedua tambang tersebut.
Dari sisi pergerakan saham, harga ITMG masih landai dengan mengakumulasi pelemahan 7,02% secara year to date. Harga ITMG sedang berada di level Rp 24.825 per saham usai menutup perdagangan Kamis (27/2) dengan kenaikan 0,61%.
Dalam posisi harga saat ini, Indy menilai valuasi ITMG tergolong menarik dengan price earning ratio sekitar 5 kali. Apalagi, dengan rekam jejak sebagai salah satu emiten yang konsisten membagi dividen, Indy melihat saham ITMG layak koleksi.
Indy menyarankan buy ITMG pada harga Rp 24.700 dengan target di Rp 26.700. Sedangkan Sukarno merekomendasikan hold ITMG untuk target harga Rp 26.000 per saham.
Sukarno memangkas target ITMG dari sebelumnya di level Rp 28.000. Sementara secara teknikal, Sukarno menyarankan agar pelaku pasar mengantisipasi penurunan lebih dalam jika harga ITMG turun menembus support Rp 24.400.
Selanjutnya: Besok Sidang Isbat, Akankah Awal Ramadan 2025 Bersamaan?
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (28/7): Dari Cerah hingga Diguyur Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News