kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,55   -0,88   -0.10%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bersih MNC Grup tergerus di 2013


Rabu, 02 April 2014 / 15:57 WIB
Laba bersih MNC Grup tergerus di 2013
ILUSTRASI. Cara daftar internet banking KlikBCA dan aktivasi KeyBCA yang perlu Anda tahu?


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kinerja MNC Grup milik taipan Hary Tanoesoedibjo masih belum memuaskan. Laba bersih grup media yang berada di bawah payung bisnis PT Global Mediacom Tbk (BMTR) terlihat turun cukup dalam.

Di tahun 2013, BMTR mencatatkan laba bersih sebesar Rp 620 miliar. Jumlah itu anjlok hingga 52% dari tahun 2012 yang sebesar Rp 1,3 triliun. Hary bilang, merosotnya laba bersih disebabkan adanya rugi kurs sebesar Rp 760 miliar dan biaya premi akibat pelunasan obligasi.

Memang dari sisi revenue, BMTR masih mencatat kenaikan pendapatan konsolidasi sebesar 12% menjadi Rp 10,02 triliun dari sebelumnya Rp 8,9 triliun. Namun, performa dari anak usahanya utamanya, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) jauh dari harapan.

Pendapatan MNCN yang biasanya tumbuh double digit, kini hanya mengalami kenaikan tipis sebesar 4% menjadi Rp 6,5 triliun. Pendapatan iklan yang menjadi kontributor terbesar cuma tumbuh 7% menjadi Rp 5,7 triliun. Dus, laba bersih MNCN juga hanya naik 2% menjadi Rp 1,69 triliun.

Hary mengakui, kinerja MNC TV sedikit melemah dan menekan pendapatan iklan di Kuartal IV 2013. MNCN juga membukukan kerugian kurs sebesar Rp 134 miliar. Namun di tahun lalu, EBITDA inti masih naik 15% menjadi Rp 2,7 triliun dari Rp 2,3 triliun.

Kinerja MSKY juga tertekan depresiasi rupiah. Perusahaan televisi berbayar ini membukukan rugi kurs mencapai Rp 636 miliar. Hal ini membuat MSKY membukukan rugi bersih sebesar Rp 487 miliar dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp 82 miliar pada tahun 2012.

Rudi Tanoesoedibjo, Direktur Utama MSKY menjelaskan, kerugian ini juga disebabkan oleh biaya premi sebesar 6,37% atau Rp 128 miliar atas percepatan pelunasan obligasi di tahun lalu.

"Penurunan margin laba lebih disebabkan karena pelemahan rupiah," katanya. Memang, di akhir tahun 2013, MSKY merefinancing obligasi sebesar US$ 165 juta dengan bunga obligasi sebesar 12,75% per tahun.

Obligasi itu ditukar dengan pinjaman sindikasi berjangka 3 tahun sebesar US$ 243 juta dengan bunga 4,25% +LIBOR per tahun. Dengan pinjaman baru ini, Rudi mengklaim, MSKY telah berhemat biaya bunga sebesar US$ 10 juta setiap tahunnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×