Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Beban pendanaan yang menggunung membuat kinerja PT Indosat Tbk (ISAT) merosot. Laba bersih perusahaan halo-halo ini anjlok 52,5% sepanjang tahun 2012.
Dalam pernyataan resmi, Alexander Rusli, Presiden Direktur dan CEO ISAT menjelaskan, laba bersih ISAT sampai akhir Desember 2012 sebesar Rp 417,4 miliar. Jika dibandingkan laba tahun sebelumnya sebesar Rp 878,7 miliar, laba bersih Indosat turun 52,49%.
Padahal pendapatan usaha Indosat di tahun lalu masih cenderung meningkat 10,4% menjadi Rp 22,72 triliun dari tahun sebelumnya Rp 20,58 triliun. Pertumbuhan pendapatan terbesar berasal dari bisnis seluler yang meningkat 12% menjadi Rp 18,76 triliun. Sedangkan, pendapatan non selular hanya meningkat tipis 3,4% menjadi Rp 3,95 triliun.
Peningkatan ini terjadi karena adanya pertumbuhan jumlah pelanggan seluler menjadi 58,5 juta, naik 13,1% dari tahun 2011.
Sementara itu, pendapatan non selular, salah satunya didukung kenaikan pendapatan dari sektor data. Rilis Indosat menyebutkan, trafik data Indosat tumbuh 57,1% menjadi 15.194 terabyte (TB). “Kami akan mempersiapkan diri menghadapi lingkungan industri yang lebih menantang namun menjanjikan di tahun 2013, terutama dalam menangkap peluang pertumbuhan data,” ujar Alexander, Senin (4/2).
Rata-rata outgoing minute of usage (MoU) per pelanggan Indosat juga naik 10% menjadi 104,4. Trafik SMS ISAT juga naik 4,4% menjadi 268 juta di tahun ini.
Tapi nyatanya, kenaikan pendapatan usaha tak mampu menahan beban yang harus ditanggung perusahaan. Sepanjang tahun lalu, beban pendanaan bersih ISAT melonjak 46,9% menjadi Rp 2,69 triliun. Padahal di 2011, beban pendanaan ISAT hanya sebesar Rp 1,83 triliun. Selain itu, beban usaha Indosat juga naik dari Rp 17,49 triliun menjadi Rp 19,5 triliun.
Sementara total utang Indosat di tahun lalu menurun 6,1% menjadi Rp 21,99 triliun. Senin (4/3), harga ISAT tak bergeming dari Rp 6.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News