Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba bersih PT ABM Investama Tbk (ABMM) melonjak 79,9% secara tahunan per kuartal ketiga 2022. Pelaku pasar pun merespons positif kinerja emiten pertambangan batubara tersebut.
Pada perdagangan Kamis (1/12), saham ABMM bergerak di zona hijau. Hingga penutupan pasar hari ini, harga saham ABMM menguat 3,81% ke level Rp 3.810 per saham. Harga saham ABMM mengakumulasi kenaikan 168,31% secara year to date atau sejak awal tahun.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian menyoroti, lompatan kinerja dan gerak saham ABMM tak lepas dari lonjakan harga batubara pada tahun ini. Pergerakan harga saham ABMM dinilai sudah mencerminkan fundamental serta sentimen yang meliputi sektornya.
Sampai tutup tahun 2022, Fajar memperkirakan kinerja ABMM masih tetap positif. "Seiring dengan potensi musim dingin yang akan meningkatkan permintaan komoditas energi termasuk batubara," ujar Fajar saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (1/12).
Baca Juga: Laba ABM Investama (ABMM) Melonjak 79,9% Jadi US$ 169,92 Juta hingga Kuartal III
Secara fundamental, imbuh Fajar, ABMM masih menarik dikoleksi dengan valuasi yang relatif murah. Price to earnings ratio (PER) ABMM sekitar 3x dan price to book value (PBV) sekitar 1x.
Fajar pun memberikan rekomendasi speculative buy untuk saham ABMM dengan memperhatikan level support pada harga Rp 3.470, serta resistance di area Rp 4.270.
Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan, hingga akhir tahun ada peluang bagi ABMM melanjutkan tren naik apabila masih bergerak di atas MA20 dengan indikator yang menunjukkan tren positif.
Ivan memberikan rekomendasi buy saham ABMM dengan mengamati area support pada harga Rp 3.550 dan resistance di area Rp 3.950.
Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Rencanakan Diversifikasi Bisnis ke Segmen Non-Batubara
Sedangkan Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memandang penguatan ABMM hari ini masih tertahan oleh MA60 meskipun disertai dengan tingginya volume pembelian.
"Kami memperkirakan ABMM akan terkoreksi dalam jangka pendek terlebih dulu, ditunjukkan oleh Stochastic yang berada di area overbought dan rawan membentuk deadcross," imbuh Herditya.
Saham ABMM pun masih menarik dikoleksi. Saran Herditya, gunakan strategi buy on weakness dengan memperhatikan support Rp 3.490 dan resistance pada area Rp 3.980.
Sebagai informasi, ABMM meraup pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar US$ 1,02 miliar. Meningkat 46,42% dibandingkan posisi per kuartal ketiga 2022 senilai US$ 702,81 juta.
ABMM meraih laba bersih senilai US$ 169,92 juta sepanjang periode sembilan bulan 2022. Jumlah itu melonjak 79,90% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan nilai US$ 94,45 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News