Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) berhasil menorehkan kinerja positif sepanjang enam bulan pertama tahun ini meski tantangan ekonomi begitu besar. Laba bersih perusahaan tumbuh 23,9% dibanding kinerja semester pertama tahun lalu (year on year).
Mengutip laporan keuangan semester I-2015, Senin (2/8), perusahaan berhasil mengantongi laba bersih Rp 307,8 miliar, dibanding sebelumnya Rp 248,4 miliar. Alhasil, laba bersih CTRS naik dari Rp 126 menjadi Rp 156 per saham.
Pertumbuhan laba bersih ini seiring dengan meningkatnya penjualan sebesar 33,8% menjadi Rp 963,9 miliar dari Rp 720,07 miliar. Selain itu, emiten properti ini juga mampu mencatatkan laba selisih kurs sebesar Rp 3,2 miliar dibanding sebelumnya yang tercatat rugi sebesar Rp 815,7 juta.
Lalu, pendapatan denda dan pembatalan naik dari Rp 8,4 miliar menjadi Rp 19,7 miliar, pendapatan pengelolaan lingkungan naik dari 5,6 miliar menjadi Rp 9,6 miliar dan pemdaptan lain-lain naik dari Rp 8,1 miliar menjadi Rp 14,6 miliar.
Pendapatan CTRS berasal dua sumber, yaitu penjualan proyek pengembangan dan pendapatan berulang. Keduanya tercatat naik masing -masing, dari Rp 604,6 miliar menjadi Rp 826,2 miliar, dan dari Rp 115,4 miliar menjadi Rp 137,7 miliar
Penjualan perseroan berasal dari rumah hunian dan ruko sebesar Rp 654,7 miliar, naik dari Rp 544,2 miliar. Penjualan apartemen, kondotel dan SOHO naik pesat 273% menjadi 137,8 miliar dari sebelumnya 36,9 miliar. Penjualan kavling tanah dari Rp 23,3 miliar menjadi Rp 33,6 miliar.
Sedangkan pendapatan berulang bersumber dari sewa unit pusat niaga Rp 88,8 miliar atau naik dari Rp 84,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu, lapangan golf dan klub keluarga naik dari Rp 20,9 miliar menjadi Rp 21,4 miliar, operasional hotel Rp 19,24 miliar dan rekresasi keluaraga sebesar Rp 7,8 miliar atau turun dari Rp 10,3 miliar.
Per akhir Juni 2015, total aset anak usaha Ciputra Grup ini tercatat sebesar Rp 6,2 triliun atau naik dari Rp 6,1 triliun pada periode akhir tahun lalu. Jumlah liabilitasnya, turun dari Rp 3,11 triliun menjaid Rp 3,01 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News