Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) berhasil mencetak kenaikan top line dan bottom line dalam tahun buku 2023. ABMM meraup pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar US$ 1,49 miliar, tumbuh 3,47% secara tahunan (Year on Year/YoY).
Pendapatan ABMM didominasi dari kontraktor tambang dan tambang batubara sebesar US$ 1,24 miliar atau 83,22% dari total pendapatan tahun 2023.
Selain itu, ABMM meraup pendapatan dari segmen jasa, meliputi logistik dan sewa kapal US$ 146,78 juta, divisi site services dan repabrikasi US$ 52,76 juta dan sewa mesin pembangkit tenaga listrik senilai US$ 948.319.
ABMM juga mencetak pendapatan dari segmen pabrikasi sebesar US$ 37,65 juta dan perdagangan bahan bakar senilai US$ 15,18 juta. Sebagai perbandingan, pada tahun 2022 ABMM mencetak pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar US$ 1,44 miliar.
Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Raih Pendanaan Rp 1 Triliun dari BCA, Geber Bisnis Berkelanjutan
Namun pada periode yang sama beban pokok pendapatan ABMM melonjak lebih tinggi, naik 19,20% secara YoY menjadi US$ 1,1 miliar pada 2023. Hasil ini membuat laba bruto ABMM tahun lalu terpangkas 24,88% (YoY) dari US$ 521,90 juta menjadi US$ 392,04 juta pada 2023.
Setelah dijumlah dengan beban penjualan, umum dan administrasi, pendapatan lainnya serta beban lainnya, ABMM meraup laba usaha US$ 305,62 juta pada 2023. Merosot 22,77% dibandingkan laba usaha 2022 yang kala itu sebesar US$ 395,73 juta.
ABMM mengalami lonjakan pada bagian atas laba entitas asosiasi sebanyak 116,26% (YoY) menjadi U$ 143,99 juta. Pendapatan dividen juga tumbuh, naik 11,11% (YoY) menjadi US$ 25 juta. Kemudian ada kenaikan pendapatan keuangan-neto sebanyak 85,71% (YoY) menjadi US$ 4,81 juta.
Namun pada saat yang sama biaya keuangan ABMM melejit 102,17% (YoY) menjadi US$ 106,10 juta. Setelah dijumlah dengan beban pajak final dan beban pajak penghasilan-neto, ABMM membukukan laba tahun berjalan US$ 315,62 juta, turun 7,68% (YoY) dibandingkan laba tahun berjalan 2022 sebesar US$ 341,90 juta.
Meski begitu, laba bersih emiten tambang yang juga dimiliki oleh investor kenamaan Lo Kheng Hong ini berhasil tumbuh. Pada tahun 2023 ABMM meraih laba bersih senilai US$ 289 juta.
Sebagai gambaran saja, jika dikonversi dengan kurs saat ini Rp 15.850 per dolar Amerika Serikat (AS), keuntungan ABMM tahun lalu setara dengan Rp 4,57 triliun.
Laba bersih ABMM tumbuh 7,07% ketimbang laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2022, yang kala itu sebesar US$ 269,90 juta. Hasil ini seiring penurunan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada kepentingan non-pengendali ABMM sebanyak 63% (YoY) dari US$ 71,99 juta menjadi US$ 26,62 juta.
Hasil ini membuat laba per saham dasar ABMM naik dari US$ 0,09 pada 2022 menjadi US$ 0,10 pada 2023. Pada periode ini, ABMM memiliki kas dan setara kas akhir tahun senilai US$ 188,57 juta.
Per 31 Desember 2023, total aset ABMM sebesar US$ 2,15 miliar. ABMM memiliki total liabilitas sebesar US$ 1,39 miliar dengan ekuitas neto senilai US$ 758,92 juta.
Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Genjot Overburden Removal Naik di Tahun Depan
Dari sisi pergerakan saham, sebelum libur panjang Idul Fitri, Jum'at (5/4), harga ABMM naik 2,28% ke level Rp 4.040 per saham. Pergerakan harga ABMM mengakumulasi kenaikan 18,82% sejak awal tahun 2024 (year to date).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News