Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. Hingga akhir tahun lalu, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berhasil mencatatkan pendapatan lebih Rp 9 triliun. Artinya, perusahaan farmasi terbesar ini mencetak pertumbuhan pendapatan hingga 14% ketimbang torehan tahun sebelumnya.
Direktur Kalbe Farma, Vidjongtius mengatakan, kontribusi terbesar berasal dari divisi distribusi, yaitu PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT). Asal tahu saja, tahun lalu KLBF menambah kepemilikan saham di Enseval dari 58,19% menjadi 83,64%.
Tak hanya itu, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) juga mengakibatkan beban pokok emiten berkode saham KLBF ini menurun. "Akibatnya, margin operasional kami naik," imbuh dia.
Vidjongtius merinci, margin operasional KLBF naik sekitar 1% hingga 2%. Tahun lalu, margin laba operasional KLBF sebesar 14,47%. "Sehingga laba bersih kami tumbuh antara 25% hingga 30% dibanding tahun 2008," katanya.
Tahun 2008, KLBF mencatatkan laba bersih Rp 706,82 miliar. Dengan pertumbuhan 25% - 30%, induk usaha EPMT ini bakal membukukan laba bersih berkisar Rp 883,53 miliar hingga Rp 918,87 miliar.
Sekadar pembanding, KLBF membukukan pendapatan
Rp 6,49 triliun dan laba bersih Rp 615,7 miliar pada kuartal ketiga tahun lalu.
Tahun ini KLBF bakal meluncurkan beberapa produk baru dan melakukan ekspansi. Selain itu, KLBF masih melakukan pembicaraan dengan dua pihak untuk membentuk dua perusahaan patungan di dalam negeri. "Ini untuk produk farmasi dan konsumen," kata Vidjongtius.
Kalau proyek ini berlanjut, KLBF akan menyuntikkan modal. Sayang, dia enggan merinci berapa banyak dana yang mereka siapkan.
Yang jelas, KLBF menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 400 miliar di 2010. Dana itu akan digunakan untuk membiayai penambahan mesin.
KLBF akan mengandalkan kas internal untuk memenuhi capex tersebut. Per 30 September 2009, KLBF memiliki kas Rp 1,22 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News