Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Tahun depan, laba bersih Bursa Efek Indonesia (BEI) nampaknya akan terkikis. Beban usaha otoritas pasar saham ini akan membengkak. Salah satu pemberat biaya usaha BEI adalah pungutan yang dikutip oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ito Warsito, Direktur Utama BEI mengatakan, tahun depan besarnya pungutan sudah full, yaitu 15% dari total pendapatan usaha.
"Pungutan OJK berdampak signifikan terhadap kinerja BEI, tetapi, ini kan untuk kebaikan industri keuangan, tidak perlu dipermasalahkan," ujarnya, Rabu (29/10).
Tahun ini, manajemen BEI memproyeksikan pendapatan usaha naik 20,08% dari perkiraan tahun ini menjadi Rp 787,63 miliar. Adapun, total pendapatan ditaksir bisa mencapai Rp 900,93 miliar. Angka ini naik dari target pendapatan tahun ini yang sebesar Rp 783,5 miliar.
Seperti diketahui, OJK mewajibkan para self regulatory organizations (SRO) dan penyelenggara perdagangan surat utang negara di luar bursa efek membayar iuran tahunan sebesar 15% dari pendapatan usaha tahun depan. Tahun ini, OJK masih mengenakan 2/3 dari ketentuan normal.
Dengan demikian, tahun 2015, BEI harus merogoh kocek sekitar Rp 118,15 miliar untuk iurang OJK. Pungutan ini membuat biaya usaha BEI menyentuh angka Rp 772,73 miliar. Alhasil, laba bersih BEI diperkirakan hanya akan ada di kisaran Rp 81,71 miliar tahun depan.
Sebagai gambaran, hingga Juni 2014, laba bersih BEI mencapai Rp 216,26 miliar. Pencapaian ini telah melampaui target awal BEI yang sebesar Rp 135 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News