Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah terhadap hampir semua mata uang. Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) atau USD melemah 0,27% ke level Rp 15.738 per dolar AS pada Jumat (4/11).
Pelemahan kurs rupiah juga terjadi terhadap euro (EUR), dolar Singapura (SGD), dolar Hong Kong (HKD), dan dolar Australia (AUD). Bahkan, pelemahan yang terjadi pada IDR terhadap USD, SGD, dan HKD mencapai level terendahnya sepanjang tahun 2022.
Secara rinci, pada Jumat (4/11), kurs rupiah melemah 0,34% ke Rp 15.382 per euro. Rupiah melemah 0,59% menjadi Rp 11.114 per dolar Singapura, melemah 0,27% ke Rp 2.005 terhadap dolar Hong Kong, dan melemah 0,94% menjadi Rp 10.000 per dolar Australia.
Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Melemah 0,35% ke Rp 15.636 Per Dolar AS Pada Jumat (4/11)
Analis DFCX Futures Lukman Leong mengatakan, dari lima valuta asing (valas) di atas, dolar AS tetap menjadi yang paling unggul. "Hal ini didorong oleh kebijakan suku bunga acuan bank sentral AS The Fed yang agresif dan dolar AS masih menjadi mata uang utama dunia," kata Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (4/11).
Setelah USD, valas unggulan lainnya disusul oleh HKD, SGD, AUD, lalu EUR. HKD diunggulkan karena pegged dengan dolar AS. Sebagaimana diketahui, Otoritas Hong Kong biasanya mengatur kisaran kurs HKD terhadap USD sehingga selisihnya tidak pernah besar.
Kemudian, nilai tukar SGD didukung oleh rekor surplus neraca berjalan Singapura yang sangat besar dan likuiditas di pasar yang teratur. Mengingat, SGD merupakan mata uang hub yang sering digunakan untuk bertransaksi seperti USD sehingga pasokannya relatif teratur. Sementara itu, penguatan kurs AUD masih didukung ekspor komoditas dan neraca perdagangan Australia yang kuat.
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,27% ke Rp 15.738 Per Dolar AS Pada Jumat (4/11)
Untuk pekan depan, Lukman memprediksi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih akan tertekan dengan rentang pergerakan Rp 15.650-Rp 15.850 per dolar AS. "Namun, investor akan cenderung wait and see data inflasi AS dan data pertumbuhan ekonomi Indonesia terbaru," ucap Lukman.
Meskipun dalam kondisi yang berfluktuasi, menurutnya, investasi valas masih sangat menarik, terutama untuk carry traders. Pasalnya, membeli USD memberikan swap positif dan trennya masih akan terus menguat.
Dia mengingatkan kepada pelaku pasar bahwa trading foreign exchange (forex) lebih cocok untuk jangka panjang. Ia memprediksi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berpotensi melemah ke level Rp 16.000 hingga akhir tahun 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News