Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan imbal hasil obligasi negara Amerika Serikat (AS) US Treasury menjadi salah satu penopang penguatan kurs rupiah pada perdagangan Rabu (3/3). Kemarin, kurs rupiah spot menguat 0,56% ke level Rp 14.245 per dolar AS. Tapi, kurs rupiah Jisdor melemah 0,19% ke Rp 14.334 per dolar AS dari hari sebelumnya sebesar Rp 14.307 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, imbal hasil US Treasury acuan tenor 10 tahun turun untuk hari keempat berturut-turut setelah melompat ke level tertinggi satu tahun selama minggu sebelumnya. Tapi, yield surat utang tersebut tetapi masih mendekati level 1,4%.
"Pasar stabil setelah investor bereaksi terhadap lonjakan dengan aksi jual yang tajam, tetapi tanda-tanda pemulihan ekonomi AS dari Covid-19 dapat menyebabkan penurunan harga obligasi dan derivatif lagi," kata Ibrahim, Rabu (3/3).
Baca Juga: Menko Airlangga: Kasus Covid-19 mulai landai, ekonomi diharapkan membaik
Stimulus fiskal telah memicu ekspektasi pasar untuk pemulihan yang cepat. Investor juga melacak kemajuan paket stimulus AS senilai US$ 1,9 triliun. Diusulkan oleh Presiden Joe Biden pada awal tahun, RUU tersebut disahkan oleh DPR pada minggu sebelumnya dan akan diperdebatkan oleh Senat dalam minggu ini.
Sementara di domestik, Ibrahim bilang, pemerintah meyakini tahun ini ekonomi Indonesia akan pulih atau tumbuh positif pada kisaran 4,5%-5,3%. Prediksi tersebut sejalan dengan pemulihan perekonomian global yang diperkirakan akan tumbuh di rentang 4,0%-5,5% tahun ini.
Adapun prediksi itu mengacu pada angka kesembuhan dari kasus Covid-19 yang meningkat hingga 85,88% dan tren angka kematian yang terus turun 2,71%. Ibrahim memperkirakan nilai tukar rupiah berpotensi menguat dengan kisaran Rp 14.210 per dolar AS-Rp 14.270 per dolar AS.
Baca Juga: Prediksi IHSG hari ini Kamis (4/3), akankah melanjutkan penguatan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News