Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di awal perdagangan Senin (13/8). Mengutip Bloomberg pukul 9.35 WIB, rupiah anjlok 0,84% ke level Rp 14.600 per dollar AS. Bersamaan dengan itu, indeks dollar AS menguat 0,09% ke level 96,44.
Sementara itu, kurs rupiah antarbank yang tercatat di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pukul 10:00 WIB diperdagangkan di Rp 14.583 per dollar AS. Di akhir pekan lalu, kurs tengah Bank Indonesia ini masih di Rp 4.437 per dollar AS.
Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra mengatakan, ada dua faktor yang menyebabkan rupiah terkoreksi di awal pekan ini.
Pertama, membaiknya data-data ekonomi AS yang dirilis pada Jumat (10/8) lalu, yakni data tingkat pengangguran dan data inflasi di sektor konsumer AS atau Consumer Price Index (CPI). Data pengangguran AS di bulan Juli tercatat berada di level 5,8% atau lebih baik dari ekspektasi pelaku pasar sebesar 5,9%. Adapun data CPI bulan lalu sesuai dengan ekspektasi sebesar 0,2% (mom).
Positifnya data-data ekonomi AS semakin mempertegas kondisi ekonomi AS yang tengah membaik. Hal itu membuat potensi kenaikan suku bunga acuan AS sebanyak dua kali di sisa tahun ini sulit dibendung.
Safe haven
Kedua, pelemahan rupiah di pagi hari ini merupakan dampak krisis ekonomi yang melanda Turki. Krisis tersebut membuat mata uang lira Turki anjlok lebih dari 40% sejak awal tahun terhadap dollar AS. Krisis yang dialami Turki dikhawatirkan menular pada negara-negara sekitarnya dan membuat para investor menghindari aset dari negara-negara emerging market.
“Mata uang major currency pun saat ini melemah terhadap dollar AS karena masih diliputi kekhawatiran atas krisis di Turki,” kata Putu.
Putu memperkirakan, rupiah masih berpotensi melemah hingga penutupan hari ini. Ia memprediksi, sepanjang hari ini rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.600—Rp 14.640 per dollar AS.
Sedangkan Ahmad Mikail, Ekonom Samuel Sekurita Indonesia memproyeksikan, pelemahan tersebut akan berlanjut hingga penutupan hari ini.
Dia menunjuk, kejatuhan mata uang lira Turki pada Jumat (10/8) yang sebesar 18% hanya dalam satu hari juga mendorong investor berbondong-bondong menempatkan dollar AS sebagai safe haven.
Hari ini, Mikail proyeksikan, rupiah bergerak melemah di rentang Rp 14.500 per dollar AS hingga Rp 14.600 per dollar AS.
Menurut dia, pemicu ambrolnya mata uang Turki antara lain tingginya current account deficit negara tersebut yang tercatat sebesar 5,5% di semester pertama tahun ini. "Level CAD tersebut merupakan yang tertinggi di dunia," kata Mikail dalam riset Senin (13/8).
Lira juga tertekan kenaikan tarif yang dikenakan AS pada produk ekspor Turki seperti alumunium dan baja masing-masing sebesar 20% dan 40%.
Faktor politik juga turut mendorong kejatuhan lira, setelah Tukri memutuskan untuk membeli sistem pertahanan rudal dari Rusia yang membuat hubungan AS dan Turki semakin buruk.
"Berbagai hal tersebut mendorong arus modal keluar dari Turki," kata Mikail.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News