kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurs Rupiah Berpotensi Menguat Pada Jumat (23/9) Setelah Kenaikan Suku Bunga Jumbo BI


Jumat, 23 September 2022 / 06:05 WIB
Kurs Rupiah Berpotensi Menguat Pada Jumat (23/9) Setelah Kenaikan Suku Bunga Jumbo BI


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (23/9). Penyokong utama penguatan nilai tukar rupiah di perdagangan terakhir pekan ini adalah kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada Kamis (22/9) siang.

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, rupiah diperkirakan akan rebound. Langkah agresif BI menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) melebihi perkiraan pasar yang sebesar 25 bps. Di sisi lain, Lukman melihat dolar AS agak jenuh beli (overbought) dan rentan koreksi.

"Dalam jangka pendek, paling tidak untuk sepekan mendatang, tekanan terhadap rupiah agak mereda," ucap Lukman kepada Kontan.co.id, Kamis (22/9).

Baca Juga: Rupiah Melemah 4,97% Sepanjang Tahun Ini, BI: Masih Lebih Baik dari Negara Lainnya

Dari domestik, data ekonomi dinilai masih sangat solid. Pernyataan BI yang terakhir juga tercermin lebih hawkish dan BI tetal berkomitmen untuk menjaga stabilitas rupiah.

Meskipun begitu, menurutnya, ekspektasi inflasi dan suku bunga akan meningkat. Hal ini menyebabkan investor berpotensi melepas obligasi pemerintah dan menekan rupiah.

Ekonom Bank Permata Josua Perdede juga memprediksi, rupiah akan menguat terbatas. Hal ini didorong oleh sentimen kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 bps yang sesuai ekspektasi pasar dan keputusan BI menaikkan suku bunga 50 bps lebih tinggi dari ekspektasi pasar.

Baca Juga: BI Naikkan Suku bunga, Rupiah Diprediksi Akan Menguat Tipis

Menurut Josua, keputusan tersebut merupakan langkah pre-emptive dan forward looking BI dalam merespons kenaikan inflasi domestik yang dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kebijakan ini juga diambil untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah sentimen global dari normalisasi suku bunga acuan The Fed di tahun ini yang lebih agresif dari perkiraan sebelumnya.

"Namun, di sisi lainnya, terdapat potensi yield SUN meningkat terbatas sehingga membatasi penguatan rupiah," kata Josua.

Josua mengestimasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan bergerak di kisaran Rp 14.950 per dolar AS-Rp 15.075 per dolar AS pada Jumat (23/9). Sementara Lukman memprediksi pergerakan kurs rupiah akan berada di rentang Rp 14.950 per dolar AS-Rp 15.050 per dolar AS.

Kamis (22/9), kurs rupiah spot melemah 0,17% ke Rp 15.023 per dolar AS. Sedangkan kurs rupiah Jisdor melemah 0,15% ke Rp 15.033 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×