kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurs dan kinerja anak usaha menjadi penentu kinerja Intraco Penta (INTA)


Selasa, 27 November 2018 / 14:18 WIB
Kurs dan kinerja anak usaha menjadi penentu kinerja Intraco Penta (INTA)
ILUSTRASI. Alat berat PT Intraco Penta Tbk


Reporter: Yoliawan H | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) masih merugi sebesar Rp 232,31 miliar hingga kuartal III 2018. Rugi bersih tersebut meningkat jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebanyak Rp 155,79 miliar. Kendati secara konsolidasi masih mencetak kerugian, dari sisi lini bisnis alat berat, INTA masih membukukan pertumbuhan signifikan.

Pada kuartal III 2017 silam, penjualan alat berat INTA mencapai 452 unit dengan nilai Rp 974,2 miliar. Nah, di kuartal III 2018, INTA mampu menjual 722 unit alat berat dengan nilai penjualan Rp 1,54 triliun. Angka tersebut meningkat 60% year on year (yoy) secara unit dan meningkat 59% yoy secara nilai penjualan.

Investor Relation Strategist INTA Ferdinand Dion mengatakan, faktor yang menopang kinerja INTA di kuartal III 2018 utamanya masih dari penjualan alat berat. Maka itu, INTA yakin, kinerja akan membaik di akhir tahun ini dan tahun depan.

Apalagi anak usaha INTA yakni PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) baru saja mendapat investor baru melalui skema rights issue di bulan Oktober lalu. “Kami berharap IBFN juga akan mulai mendapat pendanaan lagi agar bisa menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif khususnya untuk membantu meningkatkan penjualan alat berat di grup usaha INTA maupun di luar INTA,” ujar Dion kepada Kontan.co.id, Minggu (25/11).

Namun, kata Dion, faktor yang masih menghambat laba INTA antara lain dari risiko kurs yang masih fluktuatif. Berdasarkan laporan keuangan, tercatat kerugian kurs INTA meningkat menjadi Rp 127,83 miliar di kuartal III 2018. Naik signifikan dari kuartal III 2017 sebesar Rp 3,94 miliar.

“Yang pasti kami perkirakan driver pertumbuhan masih dari penjualan alat berat. Namun untuk laba akan tergantung dari faktor kurs dan juga seberapa cepat IBFN bisa menyalurkan pembiayaan lagi,” ujar Dion.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×