Reporter: Dina Farisah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Yen bergerak terbatas. Anjloknya mata uang China dan koreksi di pasar saham sedikit menyokong yen. Tapi, mata uang Jepang ini tak mampu menanjak, karena kurang katalis.
Mengutip Bloomberg, Rabu (26/2), pukul 18.00 WIB, yen menguat 0,07% atas AUD menjadi 92,148. Tapi, JPY melemah 0,12% versus EUR menjadi 140,69, setelah sempat menguat pada perdagangan pagi. JPY juga melemah 0,14% versus USD menjadi 102,38.
"Pelaku pasar cemas ekonomi China melambat, sehingga menghindari aset berisiko dan beralih pada dollar dan yen," kata Robert Sinche, ahli strategi global Pierpont Securities Holdings LLC di Stamford, seperti dikutip dari Bloomberg.
Tonny Mariano, analis PT Harvest International Futures menilai, euro menguat terbatas versus yen karena data iklim konsumen Jerman dirilis positif. Meski begitu, pasangan EUR/JPY tidak mampu terangkat banyak.
"Di sisi lain, belum ada data ekonomi Jepang yang mendukung yen, sehingga penguatan yen tidak berlangsung lama," ujarnya.
Analis PT SoeGee Futures, Nanang Wahyudin melihat, USD/JPY sedang dalam penguatan sempit. Setelah beberapa data ekonomi AS dirilis memburuk, saat ini pasar menanti testimoni Gubernur The Fed, Janet Yellen soal gambaran terkini ekonomi AS.
"Kemungkinan USD/JPY masih sideways. Sebab pelaku pasar juga menanti data produksi industri Jepang yang diprediksi positif," terang Nanang.
Analis PT Monex Investindo Futures, Daru Wibisono bilang, pasangan AUD/JPY masih menguat. Sebab, Bank Sentral Jepang akan melanjutkan pelonggaran stimulus, sehingga berpotensi melemahkan yen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News