kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kupon tinggi, obligasi perdana KAI laris manis


Kamis, 23 November 2017 / 07:45 WIB
Kupon tinggi, obligasi perdana KAI laris manis


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang akhir tahun, penerbitan surat utang korporasi tetap marak, seiring tren penurunan suku bunga acuan. Terbaru, PT Kereta Api Indonesia resmi meluncurkan obligasi perdana, dengan nilai mencapai Rp 2 triliun. 

Pada masa bookbuilding, surat utang bertajuk Obligasi I PT KAI ini mengalami kelebihan permintaan atawa oversubscribed lebih dari 2,5 kali, yakni Rp 5,2 triliun. Lonjakan permintaan tersebut tak  lepas dari kupon yang ditawarkan oleh perusahaan pelat merah tersebut yang relatif tinggi.

Pada seri A yang bertenor lima tahun, KAI memberikan kupon 7,75% per tahun. Sementara seri B mematok kupon sebesar 8,25% per tahun, dengan tenor tujuh tahun. 

Walau kupon yang diberikan tergolong tinggi, tapi KAI menilai angka itu masih lebih rendah ketimbang mencari pendanaan melalui pinjaman perbankan. "Dengan penerbitan obligasi ini kami bisa meningkatkan efisiensi dan melakukan penghematan," kata Didiek Hartantyo, Direktur Keuangan KAI, kemarin.

Setelah sukses dengan penerbitan obligasi ini, KAI juga mulai menggodok instrumen lainnya, seperti sekuritisasi aset maupun global bond. Sementara itu, dana segar yang didapat KAI dari hajatan ini akan digunakan untuk penyelesaian proyek kereta api Bandara Soekarno Hatta sebesar Rp 1,1 triliun.

Megaproyek ini ditargetkan selesai pada 2018 mendatang. Dari jalur ke Bandara Soekarno Hatta tersebut, KAI memprediksi bisa memperoleh pendapatan sebesar Rp 122 miliar pada 2018 dan meningkat jadi Rp 557 miliar di tahun 2019.

Sisa dana obligasi akan digunakan untuk pengadaan kereta, meningkatkan layanan level angkutan penumpang dan mempertahankan serta meningkatkan pangsa pasar angkutan penumpang. "Kami melakukan pengadaan 438 kereta baru yang dibeli dari PT Industri Kereta Api (INKA)," ujar Didiek.

Direktur Pengelolaan Prasarana KAI Bambang Eko Martono menambahkan, kini KAI memiliki sekitar 800 unit kereta api. "Dalam tiga tahun terakhir, KAI sudah melakukan pengadaan, tetapi untuk tahun depan lebih besar karena mendapat dana obligasi," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×