Reporter: Narita Indrastiti, Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Pemerintah menetapkan kupon obligasi negara ritel (ORI) seri 009 sebesar 6,25%. Analis menilai, kupon itu kurang menarik karena mendekati target inflasi pemerintah yaitu plus minus 4,5%.
Loto S. Ginting, Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan, mengatakan, agen penjual sempat mengusulkan, kupon bunga yang lebih tinggi. Namun pemerintah optimistis, besaran kupon ORI 009 masih menarik minat investor lokal.
Alasannya, ekonomi masih stabil dan kondisi global membaik. "Kami optimistis investor akan berminat berinvestasi di ORI karena keamanannya dan kupon lebih tinggi dibanding instrumen lain," kata Loto, Rabu (19/9).
Target penjualan ORI 009 akan diumumkan pada Jumat (21/9). Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan minimum penjualan setiap agen adalah Rp 150 miliar. "Kami sudah memperhitungkan berapa jumlah kebutuhan pemerintah dari ORI ini," kata Loto, kemarin (19/9).
Agen penjual ORI 009 ada 22 institusi. Masa penawaran ORI009 mulai 21 September hingga 5 Oktober. Tanggal penjatahan pada 8 Oktober, dan setelmen 10 Oktober.
ORI seri terbaru ini memiliki aturan baru, yaitu masa pelepasan ke pasar sekunder. Robert Pakpahan, Pjs Direktur Jenderal Pengelolaan Utang menjelaskan, penjualan tercepat adalah satu coupon holding period. "Ini bertujuan memperluas basis investor individu dan bermaksud mengedukasi investasi di ORI, lebih lama," ujar dia.
Harus jaga inflasi
Para analis sepakat kupon yang ditetapkan pemerintah masih lebih tinggi daripada bunga deposito bank. Jadi, masih diminati pemodal. Analis Obligasi Sucorinvest Central Gani, Ariawan, mengatakan, meski jauh di bawah kupon ORI008, kupon ORI009 ini cukup menarik.
Ia membandingkan kupon itu dengan yield surat utang negara (SUN) dengan tenor sama. ORI 009 memberikan premium 80 basis poin di atas yield SUN benchmark, kemarin, yaitu 5,45%. Kupon itu juga masih lebih tinggi daripada bunga penjaminan yang ditetapkan LPS 5,5%.
Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas, menuturkan, kupon ORI 009 baru menarik, jika pemerintah mampu menjaga laju inflasi di bawah 5%. "Setelah dipotong pajak, investor hanya memperoleh 5%," ujar dia.
Jika pemerintah tidak bisa mengendalikan inflasi di bawah 5%, kupon ORI 009 tidak menarik. Apalagi, ada kemungkinan harga bahan bakar minyak bersubsidi akan naik.
Namun Lana yakin investor masih akan mencari ORI009. "Tapi yang pasti akan lebih rendah daripada ORI sebelumnya," ujar dia.
Lana memprediksi, pemerintah tidak kesulitan mengantongi dana Rp 6 triliun hingga Rp 10 triliun dari ORI 009. "Batasan waktu penjualan tidak akan mempengaruhi target penjualan." ujar dia.
Namun, Ariawan menilai, skema baru itu bisa menurunkan minat investor. "Saya yakin ini masih cukup prospektif investor ritel," tutur dia. Pengamat pasar modal Pardomoan Sihombing, percaya, ORI 009 punya pasar tersendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News