kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kuartal pertama 2014, capex KLBF capai Rp 175 M


Jumat, 16 Mei 2014 / 16:36 WIB
Kuartal pertama 2014, capex KLBF capai Rp 175 M
ILUSTRASI. Begini prakiraan cuaca ekstrem di beberapa wilayah Sumatera yang perlu Anda waspadai


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Edy Can

JAKARTA. Selama tiga bulan pertama 2014 ini, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) belum terlalu ekspansif. Buktinya, anggaran belanja modal yang direalisasikan masih kurang dari 20% dari total anggaran belanja.

Nilai anggaran belanja yang sudah direalisasikan baru mencapai Rp 175 miliar. “Capex (capital expenditure) belum besar karena baru mulai,” ungkap Direktur Keuangan KLBF, Vidjongtius, kepada KONTAN.

Sepanjang 2014, KLBF menganggarkan belanja modal Rp 1 triliun sampai Rp 1,2 triliun. Sekitar 40% digunakan untuk obat resep. Kemudian, 20% untuk produk kesehatan. Lalu 25% lagi untuk produk nutrisi. Sisanya 15% untuk distribusi. Sumber pendanaan anggaran dana belanja KLBF berasal dari kas internal. Pada kuartal pertama 2014, kas dan setara kas KLBF tercatat Rp 1,53 triliun.

Dana belanja KLBF yang sudah direalisasikan untuk persiapan pembangunan pabrik dan pembelian mesin. Produsen obat-obatan ini berencana membangun pabrik di susu di Cikampek dan Sukabumi, pabrik obat resep di Cikarang, dan pabrik obat bebas di Pulo Gadung. Setiap tahunnya, Vidjongtius bilang bahwa pihaknya menargetkan pertambahan kapasitas pabrik sekitar 30% sampai 50%.

KLBF juga melakukan ekspansi kapasitas gudang. Untuk ekspansi gudang ini, KLBF berencana selalu menambah kapasitas sekitar 10% sampai 15% tiap tahun.

Tahun ini, KLBF menargetkan pertumbuhan penjualan sekitar 15% sampai 16%. Vidjongtius bilang, tantangan yang dihadapi oleh pihaknya adalah kompetisi. “Banyak sekali pemain baru dengan produk baru. Maka perlu cari inovasi untuk bisa berkompetisi,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×