kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.888.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.340   30,00   0,18%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Kuartal IV, penerbitan obligasi akan marak


Minggu, 23 Agustus 2015 / 09:04 WIB
Kuartal IV, penerbitan obligasi akan marak


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Mayoritas obligasi korporasi jatuh tempo pada kuartal keempat tahun 2015. Analis memprediksi, di sisa tiga bulan tahun Kambing Kayu, emiten akan semakin ramai menerbitkan surat utang.

Mengacu data dari laman resmi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), obligasi korporasi yang jatuh tempo pada sisa kuartal ketiga ini mencapai Rp 1,078 triliun. Nilai ini berasal dari dua obligasi yang diterbitkan dua emiten sektor keuangan.

Sedangkan di kuartal keempat mendatang, total obligasi korporasi yang jatuh tempo sebanyak Rp 10,315 triliun. Nilai tersebut berasal dari 23 emisi surat utang yang diterbitkan 20 emiten. Emisi tersebut terdiri dari 22 obligasi dan satu sukuk.

Kontribusi terbesar masih berasal dari sektor keuangan yang mencapai Rp 8,843 triliun. Lalu diikuti oleh sektor perkebunan sebesar Rp 700 miliar, sektor properti dan konstruksi Rp 500 miliar, sektor jasa ketenagakelistrikan Rp 219 miliar serta sektor ritel sebanyak Rp 53 miliar.

Analis obligasi Sucorinvest Central Gani Ariawan menilai, penerbitan obligasi korporasi di kuartal ketiga cukup sepi. Memang kondisi pasar terbilang fluktuatif akibat terpaan sentimen eksternal.

Mulai dari ancaman kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed, devaluasi Yuan, hingga perlambatan ekonomi dunia.

Harga obligasi juga turun akibat depresiasi rupiah sehingga mendongkrak imbal hasil. Apalagi permintaan surat utang diprediksi masih rendah karena sikap investor yang cenderung menahan diri akibat pergerakan pasar.

Sehingga, jika emiten ingin menerbitkan obligasi di kuartal ketiga, mereka harus memberikan kupon yang menarik guna memancing investor. Hal ini tentu berimbas pada tingginya biaya dana alias cost of fund (cof) emiten.

Oleh karena itu, Ariawan berpendapat, puncak penerbitan obligasi oleh emiten di sisa tahun 2015 akan berlangsung pada kuartal keempat mendatang. Dengan banyaknya obligasi korporasi yang jatuh tempo dalam periode mendatang, maka emiten akan berbondong-bondong mencari sumber pendanaan baru guna melunasi surat utang tersebut di kuartal keempat mendatang. Mulai dari dana kas internal, pinjaman perbankan, hingga penerbitan obligasi.

Selain itu, emiten juga membutuhkan dana sebagai modal kerja tahun 2016. Semakin gencar rencana ekspansi emiten, maka semakin besar pula dana yang dibutuhkan.
Apalagi serapan anggaran belanja pemerintah yang mulai agresif di kuartal terakhir dapat memicu pulihnya perekonomian domestik.

“Dari sisi permintaan juga akan lebih baik. Obligasi jatuh tempo banyak. Besar peluang investor mereinvestasikan dananya ke obligasi baru,” tuturnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×