Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Penjualan semen PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) meningkat. Dari awal tahun hingga September 2013, penjualan semen SMGR mencapai 18,5 juta ton. Jumlah tersebut meningkat 15,6% dari 16 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
Penjualan Semen Gresik masih mendominasi penjualan SMGR dengan porsi 51,3%. Per September 2013, penjualan anak usaha SMGR ini naik 17,5% menjadi 9,5 juta ton.
Penjualan Semen Padang juga tumbuh 6,6% menjadi 5,04 juta ton. Sementara, penjualan Semen Tonasa melonjak 24,2% dari 3,18 juta ton jadi 3,95 juta ton.
Hingga September 2013, penjualan domestik SMGR tumbuh 14,3% menjadi 18,23 juta ton dari sebelumnya 15,95 juta. Penjualan semen domestik SMGR menyasar pasar Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, sampai Papua. Sedangkan, penjualan ekspor meroket 485,3% dari 45.900 ton ke 268.900 ton.
Selama bulan September saja, SMGR menjual 2,33 juta ton semen. Jumlah ini melesat 53,2% dibanding penjualan di bulan sebelumnya yakni 1,52 juta ton. Pada Agustus, penjualan SMGR menurun 1,1% secara year-on-year (yoy).
Sekretaris Korporasi SMGR Agung Wiharto menargetkan, penjualan semen SMGR hingga akhir tahun bisa mencapai 25,6 juta ton, atau naik 14% dari tahun lalu. Ini melebihi pertumbuhan penjualan semen secara industri yang diperkirakan sebesar 6%.
Per September 2013, total penjualan semen nasional naik 6,2% menjadi 36,61 juta ton. Di periode sama tahun lalu, total penjualan semen nasional sebanyak 34,46 juta ton. Sebanyak 55% penjualan semen diserap di Jawa.
Analis Ciptadana Securities, Triwira Juniarta Tjandra bilang, kinerja SMGR memang paling baik dibanding emiten semen lainnya. Ini karena kapasitas Semen Indonesia paling tinggi dibanding emiten semen lain. Ini membuat SMGR memiliki pangsa pasar terbesar. "Mereka menang di kapasitas," ujar dia.
Triwira yakin, SMGR bisa memenuhi target penjualan semen di tahun ini. Namun, dia memperkirakan, kinerja sektor semen di tahun depan akan berisiko melambat. Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan akan melambat.
Selain itu, beleid pengetatan kredit properti juga akan membuat penjualan semen terganggu. Beleid loan to value (LTV) dan meningkatnya suku bunga akan mempengaruhi daya beli masyarakat. Akibatnya, kebutuhan untuk konsumsi konstruksi dan properti akan menurun.
Triwira melihat, saham SMGR bagus untuk investasi jangka panjang. Tapi, untuk jangka pendek, saham emiten semen rawan sentimen negatif kondisi ekonomi Indonesia yang melambat.
Untuk jangka panjang, Triwira menyarankan beli saham SMGR dengan target harga Rp 16.000. Kemarin, harga SMGR turun 2,89% ke Rp 14.250.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News