Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 700 miliar hingga September 2020.
Direktur Keuangan Bukit Asam Mega Satria mengatakan, serapan capex terbesar merupakan setoran modal ke PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) untuk proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8. Belanja modal juga digunakan oleh emiten pelat merah ini untuk beberapa investasi rutin lainnya.
Mega mengatakan, sampai dengan Desember tahun ini, akan ada beberapa setoran modal kembali dengan proyeksi Rp 250 miliar. “Juga ada beberapa investasi rutin. Diperkirakan capex sekitar Rp 1 triliun – Rp 2 triliun hingga Desember 2020,” ujar Mega saat paparan kinerja yang digelar secara virtual, Jumat (6/11).
Meski belum menyebut angka pasti, Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin menyebut alokasi belanja modal tahun depan berpotensi akan lebih besar dari tahun ini. Hal ini karena ada beberapa proyek yang akan dieksekusi dan berlanjut tahun depan, salah satunya adalah PLTU Mulut Tambang.
Baca Juga: Harga batubara turun, laba bersih Bukit Asam (PTBA) turun 44% di kuartal III-2020
Arvyan mengatakan, kemajuan PLTU Mulut Tambang saat ini sudah mencapai 55% dan rencananya akan dilakukan commercial operation date (COD) pada Desember 2021 atau awal tahun 2022. Proyek yang menelan total investasi US$ 1,7 miliar ini merupakan bagian dari proyek listrik 35.000 megawat (MW).
Capex juga akan digunakan untuk proyek pabrik pemrosesan batubara menjadi dymethil eter (DME) yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatra Selatan. Pabrik hilirisasi batubara tersebut akan mengolah sebanyak 6 juta ton batubara per tahun dan diproses menjadi 1,4 juta ton DME yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti liquefied petroleum gas (LPG).
Selain itu, capex di tahun depan juga akan digunakan untuk ekspansi PTBA di segmen pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Bandara milik PT Angkasa Pura II dan di lahan pascatambang di Tanjung Enim, hingga peningkatan jalur angkutan baik ke arah utara maupun selatan.
Untuk diketahui, PTBA bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengembangkan proyek angkutan batubara jalur kereta api dengan kapasitas 72 juta ton per tahun pada tahun 2025, termasuk jalur baru yang terdiri dari Tanjung Enim – arah utara dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun, beserta fasilitas dermaga baru Kramasan yang direncanakan akan beroperasi pada tahun 2024.
Selanjutnya, pengembangan Tanjung Enim – Arah Selatan Tarahan 1 dengan kapasitas jalur eksisting menjadi 25 juta ton per tahun. Sementara Tarahan 2 memiliki kapasitas angkut 20 juta ton per tahun dan direncanakan akan beroperasi pada tahun 2025.
Selanjutnya: Harga Batubara Acuan (HBA) naik, emiten ini bakal kecipratan untung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News