Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Mengawali pekan ini, minyak mentah belum bisa menunjukkan penguatannya. Pada perdagangan Senin (13/3) harganya ditutup melemah dibanding hari sebelumnya. Gejolak ekonomi di Turki dan penguatan dollar Amerika Serikat (AS) rupanya telah meningkatkan kekhawatiran tentang permintaan minyak global.
Mengutip Bloomberg, minyak Brent untuk pengiriman Oktober turun 0,3% ke level US$ 72,61 per barel pada Senin.
Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman bulan yang sama turun 0,7% menjadi US$ 67,20 per barel.
Dalam bulan ini minyak mentah telah turun lebih dari 2% karena sengketa perdagangan internasional mengancam akan mengempiskan pertumbuhan permintaan energi.
Di Turki, obligasi, saham dan mata uang lira turun seiring merosotnya kepercayaan investor. "Persepsi tentang permintaan pasar berkembang juga akan menjadi negatif untuk energi," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho Securities USA LLC seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (14/8).
Meski Turki tergolong konsumen minyak yang relatif kecil atau kurang dari 1 barel per hari, tetapi kekhawatiran merembetnya krisis tetap membayangi. Sekarang saja krisis keuangan telah menyeret turun mata uang Afrika Selatan, Argentina, Meksiko dan Rusia.
Sementara di lain pihak, OPEC meningkatkan produksi pada bulan Juli dan stok di pusat pasokan Oklahoma di AS terlihat meningkat. Output rata-rata OPEC di bulan Juli yang berada pada level 32,32 juta barel per naik 41.000 barel per hari. Sementara stok minyak mentah Cushing terlihat meningkat 500.000 barel.
Persediaan minyak mentah telah berkurang karena fasilitas pengolahan minyak di Kanada yang telah mengurangi aliran minyak mentah. Fasilitas pemrosesan Syncrude Kanada telah mulai meningkatkan produksi minyak untuk kembali ke produksi penuh pada bulan September.
Badan Administrasi Informasi Energi memperkirakan pasokan akan meningkat menjadi 7,52 juta barel per hari pada bulan September.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News