Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) optimistis bisa mencetak pertumbuhan lebih baik tahun ini, di tengah maraknya pembangunan infrastruktur. Emiten baja pelat merah ini menargetkan, pertumbuhan pendapatan 20%.
Direktur Utama KRAS Sukandar mengatakan, perseroan menyiapkan serangkaian strategi untuk mendongkrak kinerja di tengah lesunya pasar baja global. Salah satunya melalui kerjasama pengoperasian dan pembangunan pelabuhan dengan Pelindo II.
"Kerjasama dan optimalisasi penggunaan lahan akan menghasilkan tambahan likuiditas US$ 250 juta tahun ini," ungkapnya, Kamis (17/3). KRAS menargetkan, volume penjualan baja tahun ini meningkat 41% dari Rp 1,9 juta ton per tahun menjadi 2,7 juta ton.
Sukandar optimistis, seluruh anak usaha KRAS akan mencatatkan kinerja positif. Tahun 2015, KRAS mencatatkan kerugian sekitar US$ 320,03 juta, membengkak 117,5% dibandingkan tahun 2014. Sedangkan pendapatan KRAS merosot 29,3% menjadi US$ 1,32 miliar.
Direktur Keuangan KRAS Anggiasari Hindratmo mengatakan, melorotnya kinerja tahun lalu sebagian besar akibat kerugian entitas asosiasi, yakni Krakatau Posco. Padahal, porsi KRAS dalam entitas tersebut hanya sebesar 30%.
Sepanjang tahun 2015, KRAS menanggung rugi US$ 106 juta dari Krakatau Posco. Sementara jika mengesampingkan kerugian tersebut serta kerugian karena penutupan beberapa pabrik, Anggiasari menghitung, rugi bersih KRAS hanya US$ 1,25 juta.
Tahun ini, KRAS menargetkan laba sekitar US$ 69 juta, di luar dari perusahaan entitas dan asosiasi. Anggiasari menyebutkan, tahun lalu KRAS mampu melakukan efisiensi dari operasional sebesar US$ 2 juta.
Efisiensi akan terus dilanjutkan. Tahun ini, KRAS menyiapkan belanja modal (capex) US$ 403 juta, bersumber dari pinjaman perbankan dan ekuitas perusahaan.
Perseroan ini menggunakan sekitar US$ 301,8 juta untuk menyelesaikan pembangunan pabrik blast furnace dan hot strip mill (HSM) II. Sisanya untuk belanja modal anak usaha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News