kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KRAS bidik rights issue Rp 1,87 triliun


Rabu, 07 September 2016 / 07:00 WIB
KRAS bidik rights issue Rp 1,87 triliun


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) segera menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Emiten baja ini telah mengantongi persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menerbitkan 4,9 miliar saham baru bernominal Rp 500 per saham.

Memang, KRAS belum menentukan harga saham anyar itu maupun rasionya. Namun, estimasi dana hasil rights issue berkisar Rp 1,87 triliun. Dalam prospektus resmi yang terbit Selasa (6/9), KRAS menargetkan, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa keluar pada 28 Oktober 2016 mendatang.

Jumlah penawaran saham itu meliputi Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun dan dana yang ditargetkan dari investor publik Rp 375 miliar. Pemegang saham minoritas yang tak mengambil haknya akan ada risiko dilusi maksimal 24,04%.

KRAS berencana menggunakan 66% dana rights issue untuk memenuhi kebutuhan modal kerja proyek pembangunan hot strip mill 2. Pabrik senilai US$ 381,8 juta ini bisa beroperasi di semester I 2019.

Proyek itu untuk mengerek kapasitas produksi penggulungan baja (rolling) dari 2,4 juta ton menjadi 3,9 juta ton per tahun. Kemudian, sisa dana rights issue akan dipakai sebagai ekuitas untuk proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara 1x150 Megawatt (MW).

Sukandar, Direktur Utama KRAS, sebelumnya mengatakan, PLTU itu ditargetkan beroperasi pada 2019. Nilai investasinya Rp 2,3 triliun. Kucuran dana PMN diproyeksikan bisa mendorong kinerja KRAS dalam jangka panjang.

Dengan PMN, pada 2020 pendapatan KRAS diprediksi naik menjadi US$ 3,6 miliar dibanding tanpa modal negara sebesar US$ 2,8 miliar. Sementara laba bersih KRAS diperkirakan naik jadi US$ 459 juta dengan PMN dan US$ 261 juta tanpa PMN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×