kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Koreksi Dolar AS Mendorong Rupiah Menguat ke Level Rp 14.344 Per Dolar AS


Kamis, 14 April 2022 / 16:41 WIB
Koreksi Dolar AS Mendorong Rupiah Menguat ke Level Rp 14.344 Per Dolar AS
ILUSTRASI. Petugas teller menghitung mata uang Rupiah di salah satu bank di Tangerang Selatan, Kamis (18/3). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/03/2021.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mengakhiri perdagangan pekan ini dengan penguatan. Pada Kamis (14/4), di pasar spot rupiah ditutup di level Rp 14.344 per dolar Amerika Serikat (AS) atau menguat 0,13% sebelumnya. Sementara jika dihitung dalam sepekan, rupiah juga menguat 0,13%.

Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah ditutup menguat ke Rp 14.349 per dolar AS atau terapresiasi 0,07% dari penutupan sebelumnya. Dibandingkan dengan posisi pada minggu lalu, mata uang Garuda ini telah menguat 0,11%.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengungkapkan, penguatan rupiah sejatinya baru terlihat dalam dua hari terakhir. Hal ini tidak terlepas dari indeks dolar AS yang mengalami koreksi setelah naik ke level tertinggi dalam 2 tahun terakhir. Selain itu, yield US Treasury juga turun dari level tertingginya dalam tiga tahun terakhir.

“Koreksi tersebut lebih disebabkan oleh aksi profit taking para pelaku pasar mengingat penguatan tajam sebelum-sebelumnya. Alhasil, rupiah bisa menguat,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Kamis (14/4).

Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat ke Rp 14.349 Per Dolar AS Pada Kamis (14/4)

Selain itu, Alwi menyebut sentimen yang mendukung rupiah adalah rilis data inflasi AS bulan Maret yang ternyata sesuai ekspektasi pelaku pasar. Dengan tidak adanya kejutan di pasar, pasar pun sudah price in terhadap rilis data tersebut. 

Namun begitu, menurutnya, sentimen sebetulnya masih belum berubah karena tingginya angka inflasi AS tadi masih mendukung pandangan mengenai pengetatan kebijakan moneter the Fed yang lebih agresif. Artinya, pelemahan dolar AS minggu ini hanya sebatas koreksi yang wajar yang disebabkan profit taking

“Namun kekhawatiran mengenai pengetatan kebijakan The Fed yang agresif, ditambah dengan krisis Rusia-Ukraina yang berkepanjangan, bisa menjadi sentimen pemberat buat rupiah,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×