Sumber: Yahoo Finance,Bloomberg | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kontrak berjangka saham Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan setelah Gedung Putih mengisyaratkan kemungkinan keterlibatan militer AS dalam konflik antara Israel dan Iran.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyampaikan bahwa Presiden AS Donald Trump akan mengambil keputusan dalam dua minggu ke depan mengenai dukungan militer kepada Israel.
Pernyataan ini memberikan kepastian jangka pendek, tetapi ketidakpastian geopolitik dan risiko inflasi akibat lonjakan harga energi tetap membayangi pasar.
Baca Juga: Trump: Serangan Israel ke Iran Bisa Terjadi, Tapi AS Ingin Hindari Konflik
Ketegangan geopolitik meningkat setelah laporan Bloomberg menyebutkan bahwa pejabat tinggi AS tengah mempersiapkan kemungkinan serangan terhadap Iran dalam beberapa hari ke depan.
Sementara itu, Israel terus melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dan memperingatkan bahwa aksi mereka dapat menjatuhkan kepemimpinan di Teheran.
Situasi ini memperbesar peluang keterlibatan AS, yang menurut Anna Rosenberg, Kepala Geopolitik di Amundi Investment Institute, kini “cukup tinggi.”
Rosenberg mengatakan kepada Bloomberg TV bahwa bagi AS, ini adalah kesempatan untuk menghadapi ancaman besar terkait potensi kepemilikan senjata nuklir oleh Iran. Namun, keputusan apapun akan membawa dampak luas dan menimbulkan dilema berat bagi Trump.
Ahli strategi investor dari Saxo UK, Neil Wilson, memperingatkan bahwa bila AS benar-benar melancarkan serangan, pasar akan bereaksi secara spontan dan signifikan. Ia menambahkan bahwa dalam situasi seperti ini, tidak ada investor yang berani mengambil posisi jangka panjang.
Baca Juga: Jika AS Terlibat Langsung dalam Serangan Israel, Iran Janji Merespon dengan Keras
Di tengah ketidakpastian tersebut, harga minyak kembali naik. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,7% menjadi US$ 75,8 per barel, sementara Brent menembus level US$78 per barel.
Meningkatnya harga minyak mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap dampak konflik Timur Tengah terhadap pasokan energi global.
Menurut Jennifer McKeown, Kepala Ekonom Global di Capital Economics Ltd., jika AS semakin terlibat dan Iran membalas secara besar-besaran, harga minyak berpotensi melonjak hingga US$ 130 hingga US$ 150 per barel.
Ia memperingatkan bahwa skenario ekstrem tersebut dapat menghambat pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut oleh bank sentral.
Di sisi kebijakan moneter Eropa, Bank of England mempertahankan suku bunga acuannya di level 4,25%. Meskipun keputusan tersebut sesuai ekspektasi, jumlah anggota komite yang memilih pemangkasan lebih besar dari perkiraan. Pound sempat melemah, namun kemudian kembali menguat.
Baca Juga: Presiden AS Donald Trump Tetapkan Houthi Yaman sebagai Organisasi Teroris Asing
Sementara itu, Bank Nasional Swiss secara mengejutkan memangkas suku bunganya menjadi nol dalam upaya meredam penguatan franc, yang telah naik hampir 10% terhadap dolar sepanjang tahun ini. Di Norwegia, bank sentral juga secara tak terduga menurunkan suku bunga, menjadi pemangkasan pertama sejak pandemi.
Harga minyak Brent disebut telah memasukkan premi geopolitik sebesar sekitar US$8 per barel sejak eskalasi konflik Israel-Iran pekan lalu. Menurut survei Bloomberg terhadap analis dan pelaku pasar, intervensi AS akan memperbesar premi tersebut, tergantung pada bentuk keterlibatan yang diambil.
Pergerakan Pasar Utama:
Saham:
- Kontrak berjangka S&P 500 turun 0,9% pada pukul 16.28 waktu New York
- Nasdaq 100 futures turun 1,1%
- MSCI World Index turun 0,3%
- MSCI Asia Pacific Index turun 1,4%
- MSCI Emerging Markets Index turun 1,4%
- Indeks saham Meksiko S&P/BMV IPC turun 1,2%
Mata Uang:
- Bloomberg Dollar Spot Index relatif tidak berubah
- Euro naik 0,1% menjadi US$1,1496
- Poundsterling naik 0,3% menjadi US$1,3467
- Yen Jepang turun 0,2% menjadi 145,44 per dolar
- Yuan lepas pantai naik 0,1% menjadi 7,1863 per dolar
- Peso Meksiko turun 0,1% menjadi 19,0346
Baca Juga: Hubungan Memanas, Trump Ancam Putus Kontrak Pemerintah dengan Perusahaan Elon Musk
Mata Uang Kripto:
- Bitcoin turun 0,5% menjadi US$104.331,82
- Ether turun 0,8% menjadi US$2.510,17
Obligasi:
- Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun tetap di 4,39%
- Imbal hasil obligasi Jerman 10 tahun naik dua basis poin menjadi 2,52%
- Imbal hasil obligasi Inggris 10 tahun naik empat basis poin menjadi 4,53%
Komoditas:
- Minyak mentah WTI naik 0,9%, tertinggi dalam lebih dari 11 bulan
- Harga emas spot tidak mengalami perubahan signifikan
Situasi pasar global saat ini sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian geopolitik. Keputusan Presiden Trump dalam waktu dekat akan menjadi faktor penentu arah pasar, terutama dalam hal risiko energi dan arah kebijakan moneter.
Selanjutnya: Promo HokBen HUT Kota Jakarta 20-22 Juni 2025, Paket Bento Spesial & Tehbotol Sosro
Menarik Dibaca: Jadwal KRL Solo Jogja pada Jumat 20 Juni 2025 Tujuan ke Yogyakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News