Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SIDNEY. Kontrak harga minyak dunia kembali merangsek mendekati level tertinggi dalam 29 bulan terakhir di New York. Konflik politik yang menyebar di Timur Tengah menaikkan kecemasan bahwa suplai minyak dari Iran bakal terpangkas. Padahal, Iran merupakan produsen minyak kedua terbesar OPEC.
Pada pukul 11.02 waktu Sydney, kontrak harga minyak untuk pengantaran April berada di posisi US$ 102,74 sebarel atau naik 51 sen di NYMEX. Kemarin, kontrak yang sama naik US$ 2,60 menjadi US$ 102,23 sebarel, yang merupakan level tertinggi sejak 26 September 2008. Harga minyak sudah naik 27% dibanding tahun lalu.
"Risiko terbesar pada saat ini masih terfokus pada kondisi Timur Tengah, khususnya Iran. Ini yang harus diawasi," jelas Ben Westmore, minerals and energy economist National Australia Bank Ltd di Melbourne.
Sementara itu, data Departemen Energi AS menunjukkan, cadangan minyak AS melorot sebesar 364.000 barel menjadi 346,4 juta dalam tujuh hari yang berakhir 25 Febuari. Ini merupakan penurunan pertama dalam tujuh minggu. Sebelumnya, 17 analis yang disurvei Bloomberg memprediksi adanya kenaikan cadangan minyak sebesar 750.000 barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News