kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.053   69,54   1,00%
  • KOMPAS100 1.055   14,86   1,43%
  • LQ45 830   12,77   1,56%
  • ISSI 214   1,32   0,62%
  • IDX30 423   7,30   1,75%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 120   1,70   1,44%
  • IDXV30 125   0,84   0,68%
  • IDXQ30 141   2,15   1,55%

Konflik geopolitik di Timur Tengah memanas, besok IHSG diprediksi kembali turun


Rabu, 08 Januari 2020 / 18:30 WIB
Konflik geopolitik di Timur Tengah memanas, besok IHSG diprediksi kembali turun
ILUSTRASI. Layar pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/12/2019).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,85% ke level 6.225,68 pada perdagangan Rabu (8/1).

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan berpendapat, koreksi IHSG pada hari ini disebabkan faktor psikologis investor yang khawatir terhadap dampak eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah. 

Meskipun begitu, ia memprediksi, hal ini hanya bersifat sementara. "Investor asing juga tidak mencatatkan net sell yang signifikan, bahkan nilai beli dan jual relatif seimbang," ungkap Valdy saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (8/1), 

Baca Juga: IHSG tergelincir 0,85% ke 6.225 pada akhir perdagangan Rabu (8/1)

Analis Indo Premier Sekuritas Mino juga bilang, sentimen penurunan IHSG paling dominan memang berasal dari konflik geopolitik di Timur Tengah. "Hal ini seiring dengan adanya peluang perang terbuka antara Amerika Serikat (AS) dan Iran setelah kedua belah pihak saling balas serangan," kata Mino.

Untuk perdagangan Kamis (9/1), Mino memprediksi IHSG kembali berpeluang melemah dengan support di level 6.195 dan resistance 6.225. 

Valdy juga memprediksi IHSG akan bergerak sideways cenderung melemah dengan support 6.200 dan resistance 6.280. Keduanya memprediksi bahwa sentimen penurunan ini masih berasal dari konflik antara AS dan Iran.

Menurut Valdy, salah satu yang menjadi perhatian investor adalah potensi dampak kenaikan harga minyak dunia pada kenaikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) pemerintah. 

"Hal ini dikhawatirkan dapat mengganggu belanja pemerintah ke sektor produktif, misalnya pembangunan infrastruktur," ucap dia. 

Baca Juga: IHSG turun ke 6.230 pada akhir perdagangan sesi I, Rabu (8/1)

Di samping itu, dari dalam negeri, perkembangan situasi di wilayah perairan Natuna juga mempengaruhi psikologis investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×